Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Hubungan Memanas, Arab Saudi Kasih Izin Jamaah Qatar untuk Berhaji

Meski Hubungan Memanas, Arab Saudi Kasih Izin Jamaah Qatar untuk Berhaji Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Riyadh -

Arab Saudi akan mengizinkan jamaah dari Qatar untuk mengunjungi Kerajaan itu untuk melaksanakan Umroh atau Haji tahun ini, meskipun ada pertikaian diplomatik, demikian laporan media setempat pada Senin (24/7/2017).

Satu-satunya pembatasan atas jamaah Qatar ialah mereka mesti melakukan perjalanan ke Kerajaan tersebut dengan naik pesawat semua perusahaan penerbangan kecuali Qatar Airways, perusahaan penerbangan nasional Qatar, demikian laporan stasiun televisi Al-Arabiya.

Lembaga Penerbangan Sipil Umum Arab Saudi mengutip satu pernyataan oleh Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi bahwa Riyadh menyambut baik warga negara Qatar yang ingin menunaikan Umroh atau Haji tahun ini, jika mereka memiliki izin dari Kementerian tersebut dan dari departemen terkait di Qatar.

Jamaah Qatar dapat melakukan perjalanan ke Kerajaan Arab Saudi dengan menggunakan setiap perusahaan penerbangan kecuali Qatar Airways dan melalui jalur penerbangan apa saja ke Kerajaan tersebut kecuali melalui Doha, kata Kementerian itu, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Mereka mesti memasuki Raba Saudi melalui Bandar Udara Internasional King Abdulaziz di Jeddah atau melalui Bandar Udara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz di Madinah, tambah Kementerian tersebut.

Haji adalah ibadah tahunan ke Makkah di Arab Saudi, kota paling suci buat umat Muslim. Ibadah Haji Tahun ini diperkirakan dimulai pada malam 30 Agustus dan berakhir pada malam 4 September.

Umroh adalah ibadah umat Muslim ke Makkah yang dapat dilaksanakan oleh umat Muslim setiap saat dalam setahun.

Arab Saudi telah memimpin kuartet Arab yang memutus hubungan diplomatik dengan Qatar dan memberlakukan blokade atas negara Teluk yang kaya akan minyak itu sejak 5 Juni. Mereka menuduh Doha mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri mereka.

Kuartet tersebut juga mencakup Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain dan Mesir. Meskipun upaya penengahan regional dan internasional meningkat, kedua pihak telah gagal mengadakan pembicaraan langsung guna menyelesaikan sengketa itu. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: