Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

100 Jenis Burung Langka di Jabar Bakal Punah

100 Jenis Burung Langka di Jabar Bakal Punah Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Keberadaan burung-burung liar di Indonesia semakin terdesak oleh aktivitas manusia. Tidak kurang dari 100 jenis burung dalam kondisi kritis, genting dan rentan punah, bahkan Indonesia juga disebut salah satu negara yang ancaman kepunahannya tertinggi di dunia, sehingga masuk daftar merah International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

Direktur Konsevasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Darma Adji berharap, kegiatan kampanye satwa liar bisa terus menggerakan masyarakat untuk ikut peduli menjaga kelestariannya.

Dikatakan Bambang, pihaknya menargetkan pelepasan burung yang dilindungi mencapai jutaan ekor. Kementerian memiliki sejumlah program konservasi. Salah satunya penangkaran burung untuk mendukung pelestarian burung liar. KLHK memiliki aturan untuk para penangkar harus memberikan 10 persen dari jumlah penangkaran pada pemerintah.

"Semoga dengan kepedulian terhadap burung liar ini bisa mensejahterakan masyarakat tanpa harus mengambil (satwa liar) dari alam," katanya kepada wartawan di Bandung, Selasa (25/4/2017).

Adapun, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz), mengajak kepada para komunitas pecinta burung, untuk bersama-sama mengkampanyekan gerakan penyelamatan burung-burung liar di Jawa Barat dari ancaman kepunahan.

"Burung boleh dipelihara, diikutsertakan dalam kontes, bahkan dijadikan komoditas bisnis, selama bukan termasuk spesies langka yang dilindungi," tuturnya

Menurutnya, yang harus dikedepankan oleh komunitas,? Forum Pelestari dan Peduli Burung-Burung Liar di Jawa Barat, adalah mendorong, mengarahkan dan melakukan pembinaan terhadap para pecinta burung, sehingga timbul kesadaran dan kemauan untuk menjadi bagian dari upaya pelestarian burung-burung liar di Jawa Barat, terutama yang termasuk 382 spesies burung yang dilindungi.

Selain itu, alternatif yang dapat dikembangkan oleh komunitas untuk mengurangi perburuan burung liar ilegal adalah melalui aktivitas penangkaran, sehingga aktivitas perdagangan burung yang berasal dari tangkapan hutan dapat dihentikan, atau setidaknya dikurangi.

"Sebagai wujud kecintaan lingkungan, tentunya hasil penangkaran juga harus ada yang dilepasliarkan ke alam bebas, sehingga dapat meningkatkan populasi burung di ekosistem liar," paparnya

"Kemudian, tingkatkan pula gerakan penanaman pohon pakan burung untuk menambah ketersediaan pakan sekaligus dapat memperbaiki habitat alami, sehingga burung-burung liar memiliki tempat tinggal alami yang mendukung perkembangbiakannya dengan baik,"tambahnya

Seperti diketahui, Indonesia dikenal sebagai 'Mega Bird Diversity,' karena memiliki tidak kurang dari 1.500 jenis spesies burung dari 10.000 jenis burung di dunia, atau menempati peringkat kelima terbesar di dunia.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Budi Susatijo mengatakan, pihaknya terus mengkampanyekan pelestarian burung liar di Jawa Barat. Pun kampanye disosialisasikan terhadap para pedagang, dan penangkar.

Selain itu, Budi mengatakan, Dishut Jabar juga mengajak masyarakat untuk menanam pohon pakan burung. Maka kegiatan pelepasan burung liar, yang dilakukan Dishut Jabar, merupakan bagian dari upaya pelestarian satwa yang diantaranya terancam kepunahan.?

"Termasuk burung-burung endemis yang beberapa di antaranya juga terancam karena diburu dan habitatnya dirusak,"ujarnya.

Adapun jenis-jenis yang dilepas diantaranya Cicak daun, Jalak, kutilang, toet, dan merpati. Ada juga Jalak kebo, anis caing, jogjong, Peking, tikukur.

"Ada 550 ekor burung liar yang dikembalikan ke habitatnya di alam bebas. 25 ekor di antaranya sumbangan dari pusat penangkaran burung di Kabupaten Bogor," pungkasnya.?

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: