Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Media Berperan Bangun Ekspektasi Perekonomian

BI: Media Berperan Bangun Ekspektasi Perekonomian Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Media massa ternyata memiliki peran vital dalam membangun ekspektasi perekonomian. Ekspektasi perekonomian yang positif diyakini mampu mengendalikan laju inflasi. "Media memiliki peran besar dalam membentuk ekspektasi masyarakat. Muaranya ya pengendalian inflasi," kata Kepala Divisi Advisory Ekonomi Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Musni Hardi Kasuma Atmaja, di Makassar, Rabu,?(26/7/2017).
Dipaparkan Musni, transmisi kebijakan monoter dari BI yang mempengaruhi laju inflasi terdiri atas beberapa jalur. Selain jalur ekspetasi, dimana media mengambil peran strategis, menurut ia, masih ada beberapa jalur lainnya yang sangat mempengaruhi laju inflasi. Di antaranya yakni jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar dan jalur harga aset. Kebijakan atas berbagai jalur tersebut tentunya akan berdampak pada pembentukan inflasi.
Musni mencontohkan bila media mempublikasikan pemberitaan yang mengandung unsur memicu kepanikan, seperti adanya harga komoditas pangan yang melonjak tentunya berdampak pada psikologi masyarakat selaku konsumen. Publik akan memborong komoditas pangan dan dikhawatirkan berujung pada kelangkaan dan kenaikan harga yang lebih tinggi. Bila itu terjadi, ekspektasi publik terhadap membaiknya perekonomian akan turun diiringi inflasi yang tidak terkendali.?
Besarnya peran media, Musni menuturkan membuat pihaknya terus mendorong adanya sinergitas dalam menjaga stabilitas perekonomian. Tidak sekadar mensosialisasikan peran dan tugas bank sentral, media mesti menyadari produk jurnalistik yang dibuatnya bisa mempengaruhi ekspektasi masyarakat. Khususnya dalam hal pengendalian inflasi, kata Musni, media dituntut jeli dan tidak malah membuat masyarakat panik yang bisa berujung pada tak terkontrolnya inflasi.?
Laju inflasi secara nasional maupun Sulsel, Musni menyebut masih cukup terkendali. BI tetap berkeyakinan laju inflasi pada 2017 bisa sesuai yang ditargetkan sebesar 4 persen plus minus 1 persen. Adapun untuk 2018, laju inflasi ditargetkan bisa terkendali pada angka 3,5 persen plus minus 1 persen. Untuk pengendalian inflasi, Musni menegaskan perlunya sinergitas seluruh pihak, termasuk masyarakat yang mestinya peduli.?
Dalam mengendalikan laju inflasi, BI memang tidak bisa bekerja sendiri. Makanya dibentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang juga merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tim khusus tersebut mengambil peran strategis dalam pengendalian laju inflasi di daerahnya masing-masing.?
Musni menuturkan inflasi harus dipahami memiliki dampak yang sangat besar. Bukan hanya pada perekonomian Indonesia, tapi juga individu. Inflasi yang terlalu tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat dan investasi produktif. Alhasil, kesenjangan pendapatan akan semakin lebar diiringi dengan naiknya gini ratio yang menjadi problematika bangsa Indonesia. "Inflasi yang tinggi juga dipastikan akan menghambat pertumbuhan ekonomi," pungkas dia.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: