Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi: Kita Sudah Mulai Masuk Era Inflasi Rendah

Jokowi: Kita Sudah Mulai Masuk Era Inflasi Rendah Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menilai kunci dalam mengelola ekonomi di kabupaten, kota, provinsi, bahkan hingga dalam lingkup negara yaitu menggenjot pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi. Oleh karena itu, dia mengapresiasi kepala daerah yang mampu menekan inflasi di wilayahnya dan telah membawa Indonesia masuk ke dalam era inflasi rendah.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia, inflasi sepanjang 2015 berada di level 3,35 persen dan tahun berikutnya yaitu 2016 di angka 3,02 persen.

"Artinya kita sudah mulai masuk era inflasi rendah di negara kita, ini berkat saudara semuanya (kepala daerah) yang tahu betul apa itu fungsi inflasi," tutur Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2017, Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Terkait pertumbuhan ekonomi, Jokowi menilai Indonesia di dalam negara G20 berada pada tiga besar di bawah India dan Tiongkok. Namun, hal ini perlu ditingkatkan lagi di mana kuncinya mendorong daya beli masyarakat.

"Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada konsumsi. Oleh sebab itu, daya beli rakyat harus tetap jaga pada posisi yang kita inginkan," papar Jokowi.

Yang Kedua kata Jokowi ialah terkait belanja pemerintah. Dalam hal ini Jokowi menyinggung pemerintah daerah yang senang menyimpan uangnya dan menganggur di bank.

"Kita sering terlambat mengeluarkan uang dari APBD. Ini perlu saya ingatkan, biasanya daerah baik di kabupaten, baik di kota, baik di provinsi, maupun pemerintah pusat itu mengeluarkan uang paling kebut-kebutan pada bulan-bulan di akhir tahun. Itu sudah bertahun-tahun berjalan seperti itu. Kalau sudah masuk November atau Desember grojog-grojogan uang," jelas Jokowi.

Harusnya, menurut Jokowi, pengelolaan belanja dan pengeluaran pemerintah diatur sejak awal tahun sehingga dapat mendorong roda perekonomian di daerah. "Jangan kita ini memiliki budaya senang menaruh uang APBD kita di bank dan idle (menganggur) selama berbulan-bulan sehingga keadaan peredaran uang menjadi kering," tukasnya.

Tercatat, pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN-P 2017 ditargetkan berada pada posisi 5,2 persen di mana hingga kuartal I-2017 pertumbuhan ekonomi berada di level 5,01 persen.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: