Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pedagang Ikan Asin di Medan Kena Imbas Mahalnya Harga Garam

Pedagang Ikan Asin di Medan Kena Imbas Mahalnya Harga Garam Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -
Pedagang ikan asin Pusat Pasar, Friska mengatakan, kenaikan harga garam membuat harga ikan juga melonjak. Kenaikan harga garam di Medan berimbas pada pedagang ikan asin. Tercatat sejak sebulan terakhir harga ikan asin melonjak antara 20% hingga 40%.?
"Kenaikan harga semakin terasa sejak garam naik. Harga ikan asin melambung, permintaan sepi," ujar Friska yang memasok ikan asin dari berbagai daerah di Sumut seperti Belawan, Tanjung Balai, Pantai Labu Deli Serdang, Kamis (27/7/2017).
Dikatakannya, dalam proses pengolahan ikan asin ini membutuhkan garam. Namun keluhnya, kenaikan harga garam dan gas membuat harga semakin melambung. Persentasenya mencapai 40%.?
Seperti ikan asin belah, yang biasanya dipasarkan Rp22.000 per kg, kini mencapai Rp32.000 per kg. Ikan nila asin naik Rp2.000 dari Rp35.000 menjadi Rp37.000 per kg. Ikan kepala batu naik Rp12.000 dari Rp18.000 per kg menjadi Rp30.000 per kg.?
Kemudian ikan asin sangke dari Rp35.000 menjadi Rp50.000 per kg. Sedangkan untuk ikan teri, kenaikan harga garam ini tidak terlalu berdampak.?
"Kalau ikan teri itu tidak banyak pakai garam. Yang banyak ikan asin. Selain itu, yang paling terasa itu ikan asin dencis, tidak ada ?pasokannya. Padahal ini banyak peminatnya," ujarnya.?
Hal tidak berbeda diungkapkan Candra. Kenaikan garam membuat harga ikan asin mengalami kenaikan. "Ikan asin ini kan bahan bakunya garam. Imbasnya ke kita pedagang modal membengkak 20% sampai 30%," ujarnya.?
Akibat kenaikan harga ini, tidak ada pilihan lain kecuali mengurangi pasokan. Sebab meski banyak pasokan namun 'tidak berputar' akan menambah beban bagi pedagang.?
Candra yang memasok ikan asin dari Belawan dan Tanjung Balai ini juga mengeluhkan kenaikan harga yang dinilai tidak seimbang.?
"Sekarang harga naik, tapi pembelinya sepi. Jadi sekarang ini, kita lebih pada mengurangi pasokan. Kalau dulu itu bisa setiap hari belanja 60 kg, sekarang ini hanya berkisar 15kg sampai 20 kg. Itupun tidak?
setiap hari,"pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: