Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Bu Sri; Enggak Apa Utang, yang Penting Dipakai Buat Tujuan Produktif

Kata Bu Sri; Enggak Apa Utang, yang Penting Dipakai Buat Tujuan Produktif Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa penambahan utang pemerintah digunakan untuk sumber pembiayaan pembangunan di berbagai bidang yang dapat meningkatkan produktivitas nasional.?

"Utang merupakan 'tactical investment' untuk apa yang dibutuhkan Indonesia. Investasi untuk manusianya, investasi infrastruktur untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, dan mengembangkan sektor keuangan menjadi makin memiliki ketahanan," kata Sri Mulyani dalam diskusi media di Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Ia menjelaskan, pada periode 2012-2014, total tambahan utang mencapai Rp609,5 triliun. Sementara dalam kurun 2015-2017, pemerintah menambah utang hampir Rp1.166 triliun.?Sri Mulyani mengatakan penambahan utang pada periode 2015-2017 digunakan untuk belanja pemerintah yang lebih agresif terutama untuk infrastruktur, perlindungan sosial, dana alokasi khusus fisik, dan dana desa.?Tambahan utang 2015-2017 tersebut terutama digunakan untuk belanja infrastruktur yang meningkat dua kali lipat dibandingkan periode 2012-2014.

"Dilihat dari akumulasi perubahan utang dan penggunanaanya, itu masih menggambarkan bahwa utang tersebut untuk hal-hal yang sifatnya produktif," kata Sri Mulyani.

Ia mengatakan bahwa dalam menyikapi tambahan utang, perlu dipikirkan mengenai "output" atau hasil dari utang tersebut digunakan untuk apa.?Menkeu menjelaskan mengenai capaian-capaian di sektor infrastruktur sepanjang 2015-2017. Jumlah jalan non-tol yang dibangun mencapai 2.528 kilometer (realisasi 2016) dan target 2017 mencapai 2.571 kilometer.?Kemudian, tercatat bahwa terdapat pula sembilan bandar udara baru, 37 bendungan, dan 111 ribu unit rumah untuk masyarakat golongan rendah (realisasi 2016).

"Banyak sekali pengeluaran pemerintah yang memang harus dilakukan sekarang, tidak bisa menunggu. Bahwa pemerintah tetap perlu menjaga belanja supaya efisien itu benar, dan itu yang kami lakukan terus-menerus," kata Sri Mulyani.

Menkeu juga menegaskan bahwa pihaknya akan mengelola utang pemerintah secara profesional, hati-hati, transparan, dan terukur, seperti melalui manajemen risiko pembiayaan kembali, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar.?Sebagai informasi, posisi utang pemerintah pusat hingga Juni 2017 sebesar Rp3.706 triliun, terdiri dari pinjaman Rp727 triliun dan SBN Rp2.979 triliun. (ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: