Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wuuss, Korut Tembakkan Peluru Kendali yang Mampu Hantam AS

Wuuss, Korut Tembakkan Peluru Kendali yang Mampu Hantam AS Kredit Foto: Antara/Reuters
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Utara, Jumat, menembakkan peluru kendali, yang menurut para ahli mampu menghantam Los Angeles dan kota-kota AS lainnya, sementara Amerika Serikat dan Korea Selatan menanggapi peluncuran tersebut dengan melakukan latihan peluru kendali gabungan.

Korea Utara memastikan peluncurannya itu pada Sabtu, melalui laporan kantor berita resmi mereka, yang mengatakan bahwa peristiwa itu adalah "peringatan keras" bagi Amerika Serikat.

Presiden Kim Jong-un mengatakan bahwa dengan peluncuran peluru kendali tersebut dapat menunjukkan kalau seluruh Amerika Serikat berada dalam jarak jangkauannya. Namun pihak berwenang AS menganggap pernyataan tersebut dibesar-besarkan.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang menganggap Korea Utara merupakan "ancaman paling mendesak dan berbahaya bagi perdamaian," mengutuk peluncuran tersebut dengan menyebutnya sebagai "tindakan gegabah".

"Dengan tindakan mereka yang mengancam dunia, senjata dan uji coba ini akan membuat Korea Utara terkucilkan lebih jauh lagi. Amerika Serikat akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan tanah air dan melindungi sekutu kami di wilayah ini," kata Presiden Donald Trump dalam pernyataan.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo mengatakan pada sebuah jumpa media pada Sabtu, bahwa Seoul akan menyiapkan langkah-langkah mandiri, untuk mengatasi ancaman nuklir dari Utara.

"Peluncuran peluru kendali balistik oleh Korea Utara ini merupakan provokasi serius, yang tidak hanya dengan jelas melanggar banyak resolusi Dewan Keamanan PBB, namun juga mengancam keamanan kawasan semenanjung Korea dan perdamaian dunia. Sendi pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat akan tegas menghukum Korea Utara karena provokasi peluru kendali-nya," kata Young-moo.

Dia mengatakan langkah-langkah akan diambil untuk mempercepat penempatan sementara satuan sistem pertahanan anti-peluru kendali THAAD dari Amerika Serikat.

Peluncuran pada malam hari yang tidak biasa dilakukan itu, menambah kegusaran di Washington, Seoul dan Tokyo karena Pyongyang terus melanjutkan pengembangan senjata nuklir dan peluru kendali balistik antarbenua (ICBM). Uji coba pada Jumat itu mendorong perwira militer AS dan Korea Selatan melakukan pembahasan militer untuk menentukan pilihan dalam menanggapi peluncuran tersebut.

Militer Korea Utara telah memberikan peringatan dini pada awal bulan ini dengan peluncuran ICBM pertamanya. Petinggi militer AS, Kepala Staf Gabungan Joseph Dunford, dan Laksamana Harry Harris, komandan Komando Pasifik AS, berbicara melalui telepon dengan petinggi militer Korea Selatan, Jenderal Lee Sun-jin, untuk membahas pilihan tindakan militer dalam menanggapi peluncuran tersebut.

Pemerintahan Trump mengatakan bahwa semua pilihan ada, termasuk tindakan militer, namun juga terdapat pilihan diplomasi dan penjatuhan sanksi.

Menyusul pertemuan Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa dia menginginkan Dewan Keamanan PBB untuk membahas sanksi baru dan lebih kuat terhadap Korea Utara, kata kantor kepresidenan Korsel.

Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan sebuah latihan rudal balistik gabungan, sebagai tanggapan atas peluncuran peluru kendali tersebut, kata militer AS Dua negara bersekutu itu telah melakukan latihan serupa sebelumnya, setelah Korea Utara melakukan uji coba pada awal bulan lalu.

Peluncuran dari propinsi Jangang, Korea Utara dilakukan pada pukul 11:41 p.m. waktu setempat (21:41 WIB), kata seorang pejabat Gabungan Kepala Staf di Korea Selatan.

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan bahwa peluru kendali meluncur sekitar 45 menit sebelum mendarat perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.

Media penyiaran Jepang, "NHK", mengutip seorang petinggi militer mengatakan bahwa peluru kendali tersebut mencapai ketinggian lebih dari 3.000 kilometer (1.860 mil). (CP/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: