Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Revitalisasi Pabrik Pupuk Indonesia Bertujuan Lebih Efisien

Revitalisasi Pabrik Pupuk Indonesia Bertujuan Lebih Efisien Kredit Foto: Bambang Ismoyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat mengatakan bahwa dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, Pupuk Indonesia melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Salah satunya melalui sejumlah program revitalisasi pabrik pupuk. Hal tersebut dia katakan di sela-sela kunjungannya ke pabrik baru Pusri II B yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan.

Dalam kunjungan Pabrik Pusri II B dihadiri pula oleh Meneteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno. ?Pupuk Indonesia Group telah melakukan berbagai proyek pengembangan dan melakukan revitalisasi, yaitu mengganti pabrik yang sudah tua dengan pabrik yang lebih canggih dan hemat konsumsi gasnya" ujar Dirut Asikin Idat, Jumat (4/8/2017).

Dirinya juga menambahkan, saat ini sudah ada tiga proyek yang sudah dilangsungkan oleh perusahaan yang dipimpinnya. "Sejauh ini, sudah tiga proyek besar yang dilaksanakan Pupuk Indonesia?, ujar Aas yang juga mendampangi Menteri BUMN Rini Soemarno di Pabrik Pusri II B, Palembang.

Sebagai tambahan, saat ini di Gresik juga tengah dibangun Amurea 2 di Petrokimia Gresik. Pabrik ini akan menambah kapasitas produksi Petrokimia Gresik, sehingga dapat mencukupi kebutuhan pasar di Jawa Timur yang memang merupakan konsumen urea terbesar di Indonesia. Kapasitas produksi Amurea 2 adalah 570 ribu ton urea per tahun dan 660 ribu ton per tahun amoniak.

Sebelumnya Pabrik Kaltim-5, milik Pupuk Kaltim yang berlokasi di Bontang, telah selesai dibangun dan beroperasi secara komersial sejak November 2015. Pabrik ini berkapasitas 1,15 juta ton urea dan 825 ribu ton amoniak per tahun dan dibangun untuk menggantikan pabrik Kaltim 1.?

Konsumsi gas pabrik yang merupakan pabrik urea terbesar di Asia Tenggara ini hanya 25 MMBTU/ton urea. Bandingkan dengan pendahulunya, Kaltim 1 yang jumlah konsumsi gasnya mencapai 37,82 MMBTU/ton.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: