Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi RI Tengah Melambat? ini Kata Ekonom Hingga BPS

Ekonomi RI Tengah Melambat? ini Kata Ekonom Hingga BPS Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution memaparkan ekspor Indonesia diproyeksikan akan tumbuh baik sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia. Konsumsi rumah tangga diprediksi juga akan tumbuh relatif stabil dan konsumsi pemerintah juga akan semakin baik sejalan dengan kondisi fiskal yang semakin kredibel.

?Indeks siklus bisnis juga menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih dalam masa ekspansi dalam siklus bisnisnya. Dengan latar belakang seperti itu, maka perekonomian Indonesia ke depan tidak menuju perlambatan,? kata Damhuri dalam seminar nasional bertajuk Apakah Perekonomian Indonesia Melambat?, di Jakarta, Senin (14/8/2017).

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Produk domestik bruto (PDB) nasional pada kuartal II/2017 tumbuh 5,01% atau sama dengan pertumbuhan pada kuartal pertama. Pertumbuhan yang stagnan ini, mengdikasikan bahwa perekonomian nasional sedang tidak sehat alias melambat.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi disebabkan saat ini merupakan periode yang dinamis, di mana tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi secara global. Pergerakan dinamis sebagai dampak pemulihan krisis global 5 tahun lalu.

?Kita semua tentunya tahu tahun ini adalah periode yang sangat dinamis. Tidak hanya di Indonesia namun juga secara global. Selain itu, perekonomian global juga belum pulih benar," kata Darmin.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati menjelaskan bahwa konsumsi riil masih cenderung terus meningkat namun terjadi perlambatan pertumbuhan karena ada kecenderungan untuk menahan belanja.

Selain itu, juga ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang ditunjukkan dengan adanya ?pertumbuhan yang lebih tinggi di level konsumsi untuk kegiatan waktu luang (leisure activities). BPS sendiri menggolongkan komoditas yang termasuk dalam kegiatan waktu luang antara lain hotel, restoran, tempat rekreasi, dan kegiatan kebudayaan.

"Pertumbuhan konsumsi secara tahunan untuk komoditas leisure dan non-leisure cenderung berbanding terbalik. Konsumsi leisure melonjak ketika ada sedikit pelambatan di non-leisure," pungkas Sri.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: