Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Impor Melonjak, Neraca Perdagangan Sulsel Defisit

Impor Melonjak, Neraca Perdagangan Sulsel Defisit Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Sulsel mengalami defisit sebesar US$10,93 juta periode Januari-Juli 2017. Melonjaknya aktivitas impor yang tidak diimbangi aktivitas ekspor menjadi pemicunya. Kendati demikian, secara bulanan pada Juli 2017, neraca perdagangan Sulsel masih mengalami surplus meskipun tergolong kecil yakni sebesar US$0,8 juta.?
"Nilai impor Sulsel periode Januari-Juli 2017 mencapai US$588,11 juta atau melonjak 45,20 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sedangkan, nilai ekspor malah menurun sebesar 0,92 persen atau setara US$577,18 juta," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, saat merilis perkembangan ekspor dan impor Sulsel periode Juli 2017 di kantornya, Jalan Haji Bau, Kota Makassar, Sulsel, Selasa, (15/8/2017).
Masih merujuk data BPS, untuk periode Juli 2017, nilai impor Sulsel sedikit mengalami penurunan. Nursam menyebut terjadi penurunan 5,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau setara US$72,04 juta. Di sisi lain, nilai ekspor Sulsel mengalami kenaikan 16,37 persen atau setara US$73,20 juta.?
Menurut Nursam, nikel masih menjadi komoditas unggulan Sulsel yang paling berkontribusi pada aktivitas ekspor. Tercatat pada Juli 2017, komoditas tersebut memberikan kontribusi sebesar US$46,85 juta atau setara 64,01 persen dari total nilai ekspor Sulsel. "Adapun negara tujuan ekspor dengan nilai terbesar masih dipegang Jepang dengan kontribusi US$49,11 juta atau 67,09 persen dari total nilai ekspor Sulsel."
Untuk impor, Nursam melanjutkan komoditas unggulan pada Juli 2017 yakni mesin-mesin/pesawat mekanik. Kontribusi komoditas tersebu berkisar 18,97 persen dari total nilai impor Sulsel atau setara US$13,89 juta. Sedangkan, negara asal impor dengan nilai terbesar pada Juli 2017 tercatat dipegang oleh China. Kontribusinya 24,99 persen atau setara US$18 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: