Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua MPR: Jangan Ada yang Klaim Paling Pancasilais

Ketua MPR: Jangan Ada yang Klaim Paling Pancasilais Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Majelis Permusyawarata Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengingatkan tidak ada satu kelompok pun yang bisa mengklaim paling Pancasilais dan menuduh yang lainnya tidak Pancasilais.

"Kalau ada yang mengklaim sebagai Pancasilais dan menuduh yang lain tidak Pancasilais, maka harus belajar lagi tentang sejarah Pancasila," kata Ketua Majelis Permusyawaratan Perwakilan (MPR) Zulkifli Hasan pada sidang paripurna tahunan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis (16/8/2017).

Sidang tahunan MPR tersebut juga dihadiri Presiden ketiga BJ Habibie, Presiden kelima Megawati Soekarno Putri, Wapres Try Sutrisno, maupun ibu Shinta Nuriyah.

Lebih lanjut Zukifli Hasan mengatakan bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan pada kondisi memprihatinkan akibat abai pada keteladanan para Bapak Bangsa.

"Kita kurang empati pada sesama anak-anak bangsa. Selalu menganggap diri yang paling benar," kata Ketua MPR.

Padahal, tambah Zulkifli Hasan para Bapak Bangsa sudah mencontohkan perbedaan pendapat tak membuat hubungan pribadi merenggang.

Menurut Zulkifki saat di balik pangggung politik mereka (para pendiri bangsa) adalah pribadi-pribadi yang agung, rendah hati, dan bersahabat.

"Di balik panggung tersebut, para pendiri bangsa ini tak menyimpan kedengkian dan dendam," kata Zulkifli.

Zulkifli mengapresiasi atas berbagai pencapaian pembangunan yang dilakukan Presiden Jokowi. Presiden, tambah Zulkifli, telah menunjukkan dengan melakukan pembangunan infrastruktur di mana-mana, dari Aceh hingga Papua, dari Miangas hingga Pulau Rote.

"Sebuah prestasi yang membanggakan kita dengan interkonektivitas menjadi makin mudah dan mudah," kata Zulkifli.

Namun dalam kesempatan itu Zulkifli juga menyampaikan keluhan masyarakat tentang kesempatan kerja, turunnya daya beli dan kebebasan ekspresi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: