Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emas Naik Dipicu Adanya Serangan Teroris di Barcelona

Emas Naik Dipicu Adanya Serangan Teroris di Barcelona Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Chicago -

Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus meningkat Jumat (18/8/2017) pagi WIB, di tengah penurunan pasar saham akibat kekacauan politik di Washington dan serangan teroris di Barcelona.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 9,5 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi menetap di 1.292,40 dolar AS per ounce.

Logam mulia telah mempertahankan kenaikannya untuk hari kedua berturut-turut, karena Dow Jones Industrial Average turun 165,67 poin atau 0,75 persen menjadi 21.859,20 poin pada pukul 18.36 GMT.?

Ketika pasar ekuitas mengalami kerugian, emas berjangka biasanya naik sebagai akibat meningkatnya permintaan terhadap investasi "safe haven".

Para analis mengaitkan permintaan terhadap emas dengan kekacauan di Washington, ketika Presiden Trump menangani demonstrasi bermotif rasial di Charlottesville, Virginia, bahkan mengangkat alis di antara rekan-rekan republikennya.

Investor-investor sekarang meragukan kemampuan Presiden Trump untuk melakukan reformasi legislatifnya yang ramah bisnis setelah membubarkan dua komite penasihat Gedung Putih, yang anggotanya mengundurkan diri satu per satu dalam menanggapi komentar-komentar kontroversial Presiden mengenai kekerasan di Charlotesville.

Emas berjangka mendapat dukungan tambahan karena meluasnya berita bahwa sebuah serangan van di Barcelona menewaskan sedikitnya 13 orang, menyebabkan 80 lainnya cedera. Seorang pria Maroko yang tinggal di Spanyol ditangkap sebagai tersangka terkait dengan serangan teror tersebut.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 11,3 sen atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 17,053 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober naik 7,2 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi menetap di 981,7 dolar AS per ounce, demikian Xinhua. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: