Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berita Hoax Dominasi Isu Pemerintahan dan Politik?

Berita Hoax Dominasi Isu Pemerintahan dan Politik? Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Bandung -

Pendiri Indonesian Hoax Busters (IHB) Bandung, Citra Pratiwi mengungkapkan sejumlah data, bahwa jenis berita atau informasi hoax yang diterima masyarakat Indonesia paling banyak berkaitan dengan isu sosial politik seperti pemilihan kepala daerah, atau pemerintahan mencapai 91,8 persen, disusul oleh isu SARA sekitar 88,6 persen, dan isu kesehatan (41,2 persen).?

Hal ini disampaikan oleh pendiri IHB Bandung, Citra Pratiwi di depan ratusan mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom (FKB Tel-U), di Bandung, belum lama ini.

"Saat pilkada berlangsung kita bisa melihat begitu banyak informasi dan berita palsu bertebaran dan kadang kita turut menyebarkannya,? katanya

Adapun media yang paling banyak dijadikan sebagai tempat penyebaran informasi atau berita palsu ini berupa media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram sekitar 92,4 persen, Aplikasi Chatting seperti Whatsapp, Line, dan Blackberry Messenger (62,8 persen), dan situs (web) sebesar (34,9 persen).

?Penyebar hoax umumnya menolak realitas, menolak kebenaran yang ada di masyarakat, sehingga dirinya lantas membentengi diri dan mengupayakan agar masyarakat bisa meyakini apa yang dia yakini, walau itu tidak sejalan dengan realitas alamiah,? ujar Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Bandung ini.

Citra menambahkan sebagai agen perubahan dan calon pemimpin bangsa yang menguasai teknologi informasi, mahasiswa Indonesia harus mampu memilah dan memilih informasi yang akurat sehingga tidak terjebak dalam hasutan hoax (informasi palsu).

Terlebih sebagai mahasiswa Imu komunikasi yang ke depannya akan berkarir di media massa. Memiliki kewajiban untuk meluruskan informasi yang palsu sehingga tidak menyesatkan ma

?Apalagi kalian sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi yang kelak akan berkarir di dunia media massa tentu punya kewajiban untuk meluruskan informasi yang palsu sehingga khalayak tidak ikut terjebak,? ungkapnya.

Menurut Citra, saat ini media, terutama media sosial, dibanjiri dengan hoax yang kadang sulit dibedakan dengan informasi faktual. Tujuan penyebarannya, untuk membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan.?

?Sehingga masyarakat yang sedang bingung ini akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan, dan bahkan salah langkah,? tuturnya.

Adapun, Dekan FKB,? Jafar Sembiring berharap mahasiswa Universitas Telkom, khususnya FKB, mampu menjadi pemimpin masa depan yang akan mengubah bangsa ke arah lebih baik.?

?Ini sesuai dengan visi FKB menjadi fakultas bertaraf internasional dalam bidang ilmu komunikasi dan bisnis berbasis teknologi informasi,? ujarnya.

Sedikitnya 988 mahasiswa FKB Tel-U mengikuti program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2017. Mereka terbagi menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi (434 mahasiswa), Administrasi Bisnis (467 mahasiswa), dan Digital Public Relations (87 mahasiswa). Sementara itu, total mahasiswa baru yang diterima di Universitas Telkom tahun ini sekitar 7.200 mahasiswa.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: