Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tujuh Raja Nusantara Kumpul di Bali Gaet Investor & Turis Asing

Tujuh Raja Nusantara Kumpul di Bali Gaet Investor & Turis Asing Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jakarta - Tujuh raja dan sultan Nusantara berkumpul di Bali untuk menggaet wisatawan mancanegara hingga investor asing pada sektor pariwisata seni dan budaya. Para raja dan sultan dari berbagai daerah itu juga berkumpul sembari merayakan Hari Ulang Tahun ke-72 Republik Indonesia.

Tujuh kerajaan dan kesultanan itu bersatu padu dalam "Timeless Indonesia Festival" pada 19-25 Agustus 2017, di Pantai K-Land, Desa Kelan, Kabupaten Badung, Bali. Ketua Yayasan Konderatu, Herlinda Siahaan mengatakan Timeless Indonesia Festival ini dilakukan untuk memperkenalkan destinasi lain yang baru di Nusantara di luar Bali. Tujuannya, Bali ingin membantu destinasi wisata lain agar lebih dikenal oleh pelancong mancanegara.

"Kami mengundang 400 turis dari China. Dari jumlah tersebut terdapat 88 investor dari beberapa negara. Itu dimaksudkan agar mereka bisa melihat kekayaan Indonesia," ungkapnya melalui keterangan pers di Jakarta, Minggu (20/8).

Lebih lanjut dirinya mengatakan? saat ini sebanyak 7 kerajaan dan kesultanan yang hadir. Kerajaan Sumedang Larang, Kerajaan Buleleng, Kerajaan Klungkung, Kesultanan Deli, Kedatuan Luwu, Kerajaan Minangkabau, dan Kesultanan Cirebon.

Rencananya festival serupa akan kembali digelar pada Maret 2018 dengan menggandeng 7 kerajaan dan kesultanan yang berbeda. Festival tersebut bakal digelar rutin hingga 5 tahun mendatang. Targetnya jumlah turis yang datang ke destinasi lain di Nusantara bisa menembus setengah dari kunjungan wisatawan asing ke Bali.

"Bali tidak pernah kekurangan turis. Kehadiran investor diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali dan nasional," tuturnya.

Raden Guy Lesmanasadu Syafaruddin, Ketua Rukun Wargi atau Kerajaan Sumedang Larang, menuturkan kebudayaan harus terus hidup. Kerajaan Sumedang Larang menurutnya merupakan kelanjutan dari Kerajaan Padjadjaran.

"Kami datang hampir 100 keluarga dari Sumedang. Sumedang menjadi pusat kebudayaan Sunda. Kita kaya akan budaya sehingga dapat mendatangkan turis asing yang dapat meningkatkan perekonomian," kata dia.

Senada, Ida Dalem Semara Putra, Raja Klungkung Bali, mengungkapkan festival ini dimaksudkan untuk membantu mempromosikan destinasi wisata di luar Bali, supaya diketahui oleh wisatawan mancanegara.

"Kami tuan rumah. Kami akan kembangkan pariwisata terutama di Nusa Penida yang belum banyak diketahui," paparnya.

Herlinda Siahaan menambahkan, Yayasan Konderatu selaku penyelenggara, ingin mengulang kesuksesan pelaksanaan TIF pada 2014. Acara ini berfungsi sebagai ajang promosi pariwisata bagi daerah-daerah di seluruh Indonesia.

?"Seni budaya dan pameran sejarah merupakan daya tarik yang sangat besar dan penting untuk pengembangan pariwisata," ujar Herlinda.

?Isu yang terus perlu dipupuk terkait "Bhineka Tunggal Ika", dipilih menjadi tema TIF tahun ini. Sebab, pada dasarnnya diperlukan semangat kebangsaan yang tinggi untuk lebih mempersatukan Bangsa Indonesia di tengah-tengah tantangan baik dari dalam dan luar negeri.

?Selain pertunjukan dari tujuh kesultanan dan kerajaan, TIF juga akan dimeriahkan dengan pameran kebudayaan "Gallery Gerbang Nusantara". Di dalamnya terdapat pameran benda-benda bersejarah, pameran UKM dari tiap-tiap provinsi, pameran wisata alam, workshop kerajinan, kuliner Nusantara dan talk show seni dan budaya.

?Pameran di Gallery Gerbang Nusantara mengutamakan pameran destinasi pariwisata setiap provinsi. Direncanakan pada TIF III yang akan digelar Maret 2018 sudah dapat diikuti oleh 34 Provinsi di Indonesia.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Gito Adiputro Wiratno

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: