Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Perekonomian, BI Turunkan Suku Bunga Acuan 25 BPS

Genjot Perekonomian, BI Turunkan Suku Bunga Acuan 25 BPS Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 21-22 Agustus 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 bps dari 4,75% menjadi 4,50%, dengan suku bunga Deposit Facility juga turun 4,00% menjadi 3,75% dan Lending Facility ?dari 5,50% menjadi sebesar 5,25%. Penurunan ini berlaku efektif sejak 23 Agustus 2017.

"Penurunan suku bunga acuan ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga instumen moneter lainnya. Kebijakan penurunan ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan rendahnya realisasi dan prakiraan inflasi dalam kisaran yang ditetapkan serta terkendalinya defisit transaksi berjalan," ujar Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Menurutnya, penurunan ini juga seiring dengan risiko eksternal dan normalisasi kebijakan bank sentral AS yang mereda karena kenaikan Fed Fund Rate yang dinilai hanya sekali lagi di tahun ini, diluar dari perkiraan sebelumnya sebanyak dua kali. "Sehingga perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri Indonesia tetap menarik," papar Agus.

Sementara menurut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, rendahnya inflasi dan akan lebih rendah lagi ke depannya yang mendukung ruang pelonggaran BI untuk menurunkan suku bunga acuan.

"Inflasi yang lebih rendah dan akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Inflasi tahun ini diperkirakan 4% sudah termasuk kenaikan listrik. Tahun depan juga terjaga di bawah 3,5%. Inflasi yang terjaga itu membuka ruang pelonggaran," ucap Perry.

Dengan pelonggaran ini, BI berharap pertumbuhan ekonomi ke depan akan lebih tinggi lagi dibandingkan dua triwulan 2017 sebelumnya, yang mengalami kelesuan akibat menurunnya konsumsi rumah tangga dan pergeseran belanja pemerintah, serta meningkatkan intermediasi perbankan.

"Ke depan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik seiring meningkatnya investasi dan belanja konsumsi pemerintah yang semakin ekspansif," tandas Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: