Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seberapa Penting Key Person dalam Sebuah Perusahaan?

Seberapa Penting Key Person dalam Sebuah Perusahaan? Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hikmat Kurnia (50), seorang pengusaha yang sukses di bidang penerbitan, merespons sebuah pertanyaan yang dijumpainya dalam sebuah diskusi ringan dengan anggota redaksi sebuah penerbit buku. Dalam ceritanya di akun media sosial, Hikmat menyampaikan jawaban?yang mempertanyakan tentang seberapa penting seorang tokoh atau key person?dalam sebuah perusahaan?

Hikmat mengatakan bahwa dalam sebuah perusahaan, seorang tokoh adalah leader: seorang pemimpin yang cerdas, visioner, mampu mengayomi dan memotivasi anggotanya. Menurutnya, leader adalah seorang yang mampu memberi peta jalan, mampu memahami persoalan perusahaan, dan merumuskan langkah-langkah mengatasi persoalan. Seorang yang mampu merumuskan jawaban, inovatif, dan bertindak untuk kemajuan organisasi.

Hikmat yang sudah lebih dari 25 tahun bergelut dengan dunia buku pun mengaku dirinya sempat terhenyak ketika mendapati pertanyaan tersebut. Tokoh model seperti apa yang dibutuhkan? Apakah sang tokoh itu merepresentasikan perusahaan? Bagaimana nasib perusahaan kalau sang tokoh sudah tidak aktif lagi? Bagaimana dampak bagi perusahaan jika sang tokoh justru melakukan tindakan yang dinggap tercela oleh masyarakat?

"Dalam kacamata saya, seorang tokoh adalah leader: seorang pemimpin yang cerdas, visioner, mampu mengayomi dan memotivasi anggotanya. Dia adalah seorang yang mampu memberi peta jalan, mampu memahami persoalan perusahaan, dan merumuskan langkah-langkah mengatasi persoalan. Seorang yang mampu merumuskan jawaban, inovatif, dan bertindak untuk kemajuan organisasi," kata Hikmat dalam akun media sosialnya sebagaimana dikutip di Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Bagi Hikmat, tidak mudah menemukan tokoh tersebut. Kalaupun ada mungkin hanya satu dua dan?bersifat sementara. "Bahkan ada kasus saat sang tokoh lagi menjadi ikon hebat, perusahaan itu moncer. Namun, saat saat sang tokoh terpuruk, perusahaan itu pun jatuh, terpuruk, dan tutup warung," tuturnya.

Hikmat mengaku sepakat tentang perlunya keberadaan leader yang hebat dalam sebuah perusahan. Namun, bagi Hikmat, nasib perusahaan tidak juga harus tergantung pada seorang pemimpin yang hebat itu karena sehebat-hebatnya pemimpin dia akan tua, kelelahan, dan mungkin mengalami kebosanan juga. Tokoh boleh saja berganti, tapi organisasi atau perusahaan haruslah hidup langgeng. Lantas, apa yang perlu dilakukan

Menurut Hikmat, yang perlu dilakukan adalah merumuskan sistem di mana semua anggota organisasi bisa menjadi leader. Semacam sistem yang berpijak pada kekuatan tim, bukan kekuatan personal. Inilah sistem kepemimpinan yang berbasis pada sistem pengambilan keputusan bersama. Setiap anggota tim berhak mengemukakan pendapat, berargumen, dan memimpin atas hasil keputusan bersama. Dengan cara itu, maka perusahaan tidak harus bergantung pada satu tokoh. Namun, sangat mengandalkan satu sistem berpikir yang sama.

"Saya kok percaya sebuah kata bijak, 'Jika engkau tidak ingin dipecat, jangan memangku jabatan yang tidak kekal.' Itu berarti jika tidak ada seorang tokoh maka kita adalah sang tokoh itu. Bagaimanapun kita dilahirkan sebagai pemimpin, sebagai tokoh. Jangan-jangan kita adalah sang tokoh itu," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: