Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Logo, Denim Lokal dengan 700 Outlet

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bertahaan dan jaya selama 35 tahun di pasar fesyen khususnya  segmen  busana denim atau jins,  kaos dan T-shirt menjadikan Logo yang merupakan brand lokal sangat diperhitungkan diantara brand global. Produk Logo   asal Bandung ini mulai muncul sebagai pemain denim di pasar Indonesia sejak tahun 1980, dibangun oleh Andrio Suhendro  alias Abeng dengan bendera Logo De Corps.

Keberhasilan Logo berkibar diantara merek ternama bukanlah hal yang sederhana. Usaha ini telah dimulai oleh Abeng sejak tahun 1977, selama 2 tahun ia jualan kaos yang diambil dari pabrik kemudian dijual  ke toko-toko di seputar Bandung. Dari keuntungan yang dikumpulkan kemudian  di tahun 1980 ia menyewa kios di King Bandung, dilanjutkan dangan mencoba mendesain sendiri kaos yang akan dijual di tokonya maupun di toko-toko lainnya 

Sejak awal Abeng menyadari, untuk  eksis di pasar fesyen terutama dalam produk denim  ia harus mengguna merek berbau asing terutama  western. Meski Logo murni merek lokal kelahiran Kota Kembang Bandung namun urusan brand dan promosi tak bisa ia abaikan.  Dan keberhasilan Logo pun dibuktikannya dengan  3 merek lainya yang ia bangun belakangan, seperti Bomb Boogie (2004), Ninety Degrees (2005), dan Body Talk (2010). “ Kita sadari bila konsumen Indonesia masih berkiblat pada produk asing. Itu sebabnya, empat brand kami namanya berbau western, yakni Logo, Bomb Boogie, NinetyDegrees, dan Body Talk,” kata pria yang akrab disapa Abeng ini.

Abeng mengatakan produk Bomb Boogie didesain untuk menyasara pria dewasa untuk produk -produk denim, kaos dan T-sjirt termasuk  kemeja, sementara  itu untuk merek Ninety Degrees dengan produk jins dan kemejanya menyasar kalangan remaja putri, dan melalui merek Body Talk Abeng membidik kalangan ibu muda

Hasil kerja keras dan inovasi yang ditelurkan Abeng melalui bendera Logo De Corps yang dimulai dari emperan pasar tradisional di Bandung  ini kini telah menggurita  hingga 700 outlet  yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia di mana 30 gerai di antaranya merupakan outlet sendiri, lainya merupakan hasil kerjasama dengan menggandeng department store terkemuka seperti Matahari. Untuk Matahari saja, jumlah distribusi ritel Logo Jeans mencapai 130-an outlet. Belum lagi ditambah department store lainnya seperti Galeria, Metro, dan Centro.  

Pengembangan outlet melalui inovasi dan perbaikan kualitas produk pun dilakukan secara terus-menerus.  “ selain mengandalkan outlet di department store yang notabane spacenya yang terbatas ditambah persaingan dengan kompetitor juga sangat ketat baik brand dalam negeri maupun asing terutama produk Tiongkok dan produk tiruan kita juga tengah mengembangkan Gerai Berkonsep Hangout dan Kongkow, yakni Logo House” ujar Abeng.

“Logo House tak sekadar menjadi toko fashion. Di dalam gerai akan ada kafe yang menyajikan makanan dan minuman. Lalu, ada juga ruangan salon bagi para pengunjung yang kebetulan ingin memangkas rambut di sela-sela belanja produk fashion,” jelas Abeng.

Gerai  Logo House perdana akan mengambil lokasi di Yogyakarta, kemudian akan menyusul di Renon, Bali,  Makassar  dan Palembang. Seiring pertumbuhan e-commerce di Tanah Air yang sangat tinggi, Logo juga akan digenjot penjualanya melalui pasar online store melalui www.logojeans.co.id serta media social Facebook, Instagram, dan sebagainya.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sucipto
Editor: Sufri Yuliardi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: