Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

TMMIN: Tugas Besar Pemimpin adalah Mencetak Pemimpin (Bagian 1)

Warta Ekonomi -

Menjadi pemimpin perusahaan tidaklah gampang. Apalagi memimpin perusahaan berkelas seperti Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Dalam setiap aliran darah pemimpinnya mengalir Toyota Way. Bagaimana sebenarnya kepemimpinan yang ditanamkan dan diimplementasikan di TMMIN? Reporter Warta Ekonomi Arif Hatta, Cahyo Prayogo, dan Sufri Yuliardi (fotografer) berkesempatan melakukan wawancara dengan Presiden Direktur TMMIN Masahiro Nonami dan Wakil Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono di kantor pusat TMMIN belum lama ini. Berikut nukilannya.

Menurut Anda, seperti apa pemimpin yang ideal?

Warih Andang Tjahjono (WAT): Pemimpin harus memiliki kapabilitas menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang baik itu memiliki tiga hal. Pertama, mendengarkan. Kedua, mengerti. Yang ketiga,memberikan umpan balik. Kadang-kadang yang paling banyak kelemahan itu yang ketiga. Mendengar iya, mengerti iya, tapi umpan balik tidak ada. Umpan balik itu juga ada tiga kategori. Pertama, iya, kamu betul. Kedua, yes, but your idea will be better like this. Yes, but your idea is not so good. Dan ketiga, no, your idea is not good for our business. Nah, biasanya pemimpin itu yang susah bicara yang “no”. Kalau cuma “yes” gampang. Tapi, sebagai pemimpin yang baik, harus seimbang antara “yes”, “but”, dan “no”.

Masahiro Nonami (MN): Tentu saja untuk melahirkan seorang leader itu adalah hal yang sulit. Hal yang penting adalah, seorang leader harus bisa memikirkan untuk menuju masa depan yang lebih cerah. Kedua, pemimpin itu bisa memahami anggota-anggotanya atau bawahannya dan menggabungkan atau menyatukan kekuatan para anggota tersebut. Seperti di Indonesia yang mempunyai penduduk yang banyak, jika kemampuan semua orang tersebut kita kumpulkan, menurut saya, tidak lama lagi Indonesia bisa melewati Thailand dalam industri otomotif.

Warih Andang Tjahjono (WAT): Kita punya 250 juta orang. Kalau setengah saja punya semangat yang sama disatukan maka hasilnya bisa melampaui negara-negara yang lain. Kekuatankita banyak, tinggal mengumpulkan kekuatan ke arah yang dicita-citakan.

Bagaimana regenerasi di Toyota, khususnya TMMIN?

WAT: Pertanyaan yang paling penting adalah who is your next generation? Jadi, sebenarnya mencetak generasi masa depan itu harus menjadi salah satu tugas kita, supaya tidak ada kekosongan kepemimpinan. Itu paling penting. Oleh karena itu, kita selalu bicara pembangunan/pengembangan manusia bukan hanya tanggung jawab HR (human resources), tapi juga tanggung jawab kita semua. Itulah salah satu usaha kita agar generasi berikutnya menjadi lebih baik dan lebih baik, karena kita juga ingin generasi masa depanlebih baik dari kita. Bagi Toyota, kita mengembangkan seseorang dengan cara memberikan challenge berupa tanggung jawab lebih. Jadi, saya kira regenerasi itu menjadi tugas kita bersama. Ini untuk memastikan bahwa, ke depan, Toyota Indonesia memiliki pemimpin-pemimpin yang lebih baik.

Bagaimana skema untuk mencetak leader?

WAT: Jadi, kita ada succession committee. Itu dari bawah sampai atas, yang paling tinggi dipimpin langsung oleh Nonami-san. Company succession committee terdiri dari presiden direktur dan wakil presiden direktur.Committee mengevaluasi seorang calon leader berdasarkan Toyota Way. Itu kita diskusi terus, satu tahun dua kali. Berdasarkan itu, kita mengembangkan mereka. Jadi, kita sudah punya pemimpin masa depan. Tapi, tentu saja itu akan bergerak, berubah, bertambah, atau berkurang, tergantung dari evaluasi-evaluasi berikutnya. Itu sistem yang kita pakai dan jika setelah dievaluasi ada yang harus diperkuat, maka kami perkuat, salah satunya melalui Toyota Training System. Setelah itu, kita jadi tahu siapa saja calon direktur, calon general manager, dan calon manajer.

MN: Sebagai contohnya, dulu Warih-san adalah salah satu kandidat BOD yang dicalonkan oleh company succession committee, lalu kita memberikan kesempatan dan harapan kepadanya untuk memperluas pengalaman. Sekarang dia memiliki pengalaman di HR, padahal latar belakangnya sebagai engineer di manufaktur.  Dia juga mendapatkan pengalaman dan pelatihan di Jepang. (BERSAMBUNG)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Arif Hatta
Editor: Arif Hatta

Advertisement

Bagikan Artikel: