Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pak Harto, Gebu Minang, dan Tantangan

Warta Ekonomi -

WE Online Gerakan Ekonomi dan Budaya (Gebu) Minang boleh jadi merupakan paguyuban etnik yang cukup spesial dalam pembentukanya. Mengapa spesial? sebab, organisasi ini dibentuk atas saran Presiden Soeharto ketika melawat ke Ranah Minang.  Artinya andai kata Pak Harto tidak melakukan telewicara dengan para petani di Solok, maka ide itu mungkin tidak akan muncul, dan Gebu Minang boleh jadi tidak akan terbentuk.

Terlepas dari adanya campur tangan Pak Harto dalam sejarah pendirian Gebu Minang. Ada faktor lain yang menyebabkan mengapa ide tersebut justru muncul dari Pak Harto yang bukan orang Minang. Adapun faktor yang dimaksud adalah karakter solidaritas perantau yang umumnya cendrung berkelompok berdasarkan nagari.

Kepada Warta Ekonomi, Ketua Umum Gebu Minang, Ermansyah Jamin tak menampik adanya kecendrungan solidaritas yang lebih kuat dikalangan orang Minang bila berdasarkan satu Nagari di Tanah Rantau. Namun menurutnya hal tersebut tidak berarti memisahkan Gebu Minang dengan kelompok perantauan yang lain.

"Setiap ikatan perantau Minang yang didirikan di provinsi mana pun biasanya mengundang kita Gebu Minang. Mereka juga bagian dari Gebu Minang. Namun memang ada kendala sendiri dalam mengatur orang Minang. Mengatur orang Minang tidak sama dengan dengan mengatur orang Jawa," tuturnya belum lama ini kepada Warta Ekonomi, di Bilangan Kuningan Jakarta.

Diluar kendala tersebut Ermansyah mengatakan dalam hal pendanaan organisasi, pihaknya masih terbantu oleh para perantau. Kendati begitu hingga kini sumber dana Gebu Minang belum mampu menjangkau para perantau di mancanegara.

"Kalau proposalnya masih untuk perusahaan di dalam negeri, kalau keluar belum. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk itu. Setiap dana yang masuk umumnya kita prioritaskan untuk pendidikan," tambahnya.

Gebu Minang sendiri didirikan pada tahun 1989 oleh sejumlah tokoh perantau Minang di Jakarta, diantaranya Emil Salim, Azwar Anas, Hasyim Ning, Bustanil Arifin, Harun Zain, Syafrudin Sabar, dan Hasan Basri Durin. Dalam sejarahnya Gebu Minang telah melewati 5 era kepemimpinan, mereka adalah: Emil Salim, Azwar Anas, Fasli Jalal, Asril Tanjung, dan Ermansyah Jamin.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Febri Kurnia
Editor: Febri Kurnia

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: