Setipe berdiri pada tahun 2014 ini bergerak sebagai biro jodoh online yang menggantikan peran mak comblang tradisional dengan algoritma komputer. Setipe membantu para lajang di Indonesia dengan memberikan tempat yang privat, lebih aman, dan efektif untuk bertemu dengan lajang lainnya yang cocok. Bagaimana perusahaan rintisan ini kepakkan sayapnya. Berikut petikan wawancara tim Redaksi Warta Ekonomi kepada CEO Setipe Razi Thalib:
Dari mana ide Setipe?
Kalau kreatifitas dasarnya adalah memperhatikan yang ada di sekeliling kita. Kalau kamu lihat teknologi diciptakan untuk membantu manusia. Dari membuat palu itu kan teknologi untuk memukul sesuatu memakai batu. Jadi pada dasarnya memperhatikan bagaimana orang jodoh-menjodohkan, melihat bahwa perjodohan di Indonesia sangat besar dan pernikahan masih menjadi sesuatu yang sangat penting di Indonesia.
Bagaimana bisnis modelnya?
Kita memiliki ilmu dan data yang sangat banyak. Satu adalah kalau saya fokus ke orang singel saja itu new market, karena 50% orang sudah menikah. Kami memiliki data orang single lengkap dengan laporan kepribadian dan kecocokan. Jadi misalnya untuk orang single bertemu dengan orang baru akan jadi seperti apa. Kedua buat orang pasangan, laporan ini juga membantu pasangan untuk saling mengerti. Ternyata menjual itu menarik orang Indonesia karena mereka ingin mengetes. Yang kedua adalah premium services, di mana orang gabung Setipe. Kita dapat memberi servis yang premium, seperti lebih banyak kontrol dalam memilih dan akan diperkenalkan kepada siapa.
Apa value yang ditawarkan?
Lebih memungkinkan untuk menemukan pasangan hidupnya. Jadi kalau kita bertemu dengan pasangan hidup, kita harus meningkatkan bertemu dengan orang-orang baru. Dan ini adalah cara yang aman untuk menjangkau orang yang lebih luas. Jadi kalau kita bertemu dengan orang-orang di sekitar kita dan tidak bertemu jodoh, bisa menggunakan Setipe untuk keluar secara aman dan efisien, karena orang-orangnya sudah dikurasikan.
Dari mana pendanaannya?
Kita sudah ada investor, tetapi kita tidak mau mengambil lagi sampai cash flow positif karena pasarnya sekarang juga bukan pasar yang kondusif. Jadi kita melihat Setipe ini harus profitable dulu atau minimum cash flow positif. Kedua, setelah cash flow positif baru kita lihat pasar-pasar yang lebih besar. Karena jodohin orang semakin cepat jodohinnya semakin cepat mereka cabut dari customer.
Sejauh ini kompetitornya bagaimana?
Banyak, tapi yang menggunakan teknologi untuk menjodohkan orang mungkin kita yang pertama di Indonesia.
Bagaimana agar tetap kompetitif?
Lebih fokus ke lokalisasi. Artinya, kita negara yang multi etnis, multi agama, dan perjodohan sesuatu yang sangat rumit di Indonesia karena faktornya banyak sekali. Dan pasarnya itu sangat besar dan kita yang mengerti pasar Indonesia. Tidak mungkin diambil oleh kompetitor dari luar negeri.
Apa diferensiasinya?
Kita lebih ke algoritmenya, mesin perjodohannya, dan juga laporan kepribadian dan kecocokan. Saya bisa memprediksi kemungkinan sukses hubungan antara dua orang dengan persentase. Jadi lebih efektif, efisien dan aktual. Dan dari 88 yang menikah rata-rata satu bulan setelah ?KopDar? sudah tunangan. Dan ada yang satu minggu setelah ?KopDar? sudah tunangan, itu bukan hanya karena algoritmenya, tapi juga karena niat. Saat gabung dengan Setipe itu kan harus jawab banyak pertanyaan, kalau tidak jawab nggak dijodohin karena orang yang niat doang yang di-push.
Berapa banyak yang sudah dijodohkan?
Statistiknya hingga sekarang kami sudah memperkenalkan kira-kira 7 juta calon pasangan. Dari 7 juta itu sudah ada 4 juta percakapan yang terjalin dan secara resmi mengontak ke Setipe telah terjadi 88 pernikahan. Tapi lebih banyak yang tidak cerita atau malu. Data itu baru saat ini, baru kemarin saya mendapatkan yang ke-88.
Golongan umur yang masuk dalam Setipe ini berapa?
Kalau lihat melihat di Indonesia semua online service antaranya 18 sampai dengan 24, termasuk Aetipe.com, termasuk dalam berjualan apapun. Awalnya saya mikinya pasti di atas 25 sampai 30, tapi pasarnya yang paling besar 18 sampai 24.
Apa jaminan keamanan yang ditawarkan?
Lebih ke arah sebelum tukeran nomor HP, email atau kontak pribadi, kenali dulu orang melalui chat sistem anonim kita. Kedua adalah privasi orang yang tahu kita adalah diri kita sendiri dan orang yang dijodohin sama kita. Ketiga adalah banyaknya pertanyaan di awal, hanya orang-orang yang serius saja yang nembus, kalau orang yang main-main akan terfilter.
Bagaimana rencana ke depan?
Targetnya lebih ke revenue agar cash flow positif. Yang dua, kami juga baru melihat teknologi, bagaimana caranya melihat pasar online to offline. Masih banyak banget, orang-orang yang menggunakan online dating baik secara kultur atau secara akses ke teknologi. Bagaimana teknologi ini digunakan untuk membantu mak comblang di Indonesia, mungkin tahap berikutnya ada disitu. Dan pasar yang lebih spesifik, mungkin untuk kaum muslim yang konservatif, mau taaruf, kami juga mau mempelajari, mau masuk ke pesantren, taaruf itu apa, untuk diri saya sendiri, selain itu saya juga ingin membuat aplikasi untuk orang-orang yang kulturnya berbeda-beda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Arif Hatta
Tag Terkait: