BI Waspadai Sejumlah Risiko Meski Ada Perbaikan Ekonomi Global

Bank Indonesia (BI) tetap mewaspadai sejumlah risiko meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi global dikoreksi naik. Sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan global 2017 menjadi 3,5 persen, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,4 persen pada bulan Januari.

"Namun kita semua tetap waspadai karena pertumbuhan ekonomi dunia yang membaik masih ada risikonya dan risikonya itu adalah apakah bisa pertumbuhan ekonomi ini berkesinambungan apa tidak," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (12/5/2017).

Menurut Agus, risiko ketidaksinambungan karena disebabkan investasi di negara-negara maju maupun di negara berkembang belum tumbuh secara berarti.

"Jadi idealnya memang pertumbuhan ekonomi itu tidak atas dasar konsumsi, tetapi juga dari investasi," tambahnya.

Selain itu, hal yang perlu diwaspadai ialah terkait rencana kenaikan Fed Fund Rate sebanyak tiga kali di tahun ini dan tahun 2018. Menurutnya, kenaikan FFR bisa berisiko pada terganggunya stabilitas sistem keuangan.

"Kita juga lihat tentu kondisi di dunia yang perlu diperhatikan adalah kondisi di mana akan ada kenaikan FFR di Amerika. Kita juga melihat bahwa risiko yang lain tentu terkait dengan kebijakan yang akan dikeluarkan AS terkait dengan perdagangan ataupun fiskalnya yang nanti kalau seandainya perdagangan proteksionis bisa berdampak pada dunia," jelasnya.

Kendati demikian, BI tetap menyambut baik bila ekonomi dunia dikoreksi naik ke atas. Pasalnya, sejak lima tahun terakhir ekonomi dunia selalu terkoreksi turun.

"Kita sambut baik kondisi politik Eropa menurun dan kita melihat bahwa pemilu di Prancis berjalan dengan baik, itu membawa dampak positif," tutupnya.