BPS: Ekspor Sulsel Merosot 0,71 Persen pada Mei

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengungkapkan aktivitas ekspor di daerahnya mengalami penurunan sebesar 0,71 persen pada Mei 2017. Tercatat nilai ekspor Sulsel merosot dari US$88,1 juta menjadi US$87,1 juta. Penurunan nilai ekspor disebabkan berkurangnya permintaan pengiriman terhadap sejumlah komoditas unggulan, khususnya kakao.

"Nilai ekspor secara bulanan menurun tapi tidaklah begitu signifikan. Tidak sampai 1 persen, tepatnya sebesar 0,71 persen penurunanya periode Mei," kata Nursam, di Makassar, beberapa waktu lalu.

Nursam menjelaskan meski nilai ekspor merosot pada Mei, tapi secara tahunan, aktivitas ekspor masih tercatat positif. Total nilai ekspor periode Januari-Mei 2017 menembus US$441,08 juta. Kondisi tersebut mengalami lonjakan yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Tercatat nilai ekspor periode Januari-Mei 2016 berkisar US$391,17 atau naik 12,76 persen.

Khusus penurunan nilai ekspor pada Mei 2017, Nursam menyebut karena merosotnya permintaan kakao. Pada Mei 2017, total nilai ekspor kakao hanya US$2,73 juta. Angka itu jauh menurun dibandingkan nilai ekspor pada bulan sebelumnya yang menembus US$10,88 juta.

Menurut Nursam, kakao bersama nikel selama ini menjadi komoditas ekspor andalan Sulsel. Besarnya kontribusi dua komoditas itu tentunya sangat berpengaruh pada capaian nilai ekspor Sulsel setiap bulannya. Nursam sendiri meyakini penurunan nilai ekspor pada Mei bersifat situasional.

Bila kakao mengalami penurunan, aktivitas ekspor nikel terus menggeliat. Kontribusinya bahkan semakin besar mencapai US$55,97 juta atau 63,98 persen dari total nilai ekspor. Seiring itu, Jepang sebagai negara tujuan nikel tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar mencapai US$58,51 juta atau 66,88 persen dari total nilai ekspor Sulsel.?