Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI: Indonesia Perlu Swasembada Makanan Halal

        BI: Indonesia Perlu Swasembada Makanan Halal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri makanan halal. Hal ini karena pasar industri makanan halal tanah air termasuk yang terbesar di dunia.

        Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Indonesia masuk peringkat pertama untuk belanja makanan halal, yakni Rp1,2 triliun.

        "Posisi Indonesia, pembelanjaan produk Indonesia nomor satu untuk pengeluaran halal food. Largest expenditure consumer halal food?Rp1,2 triliun di 2015 ke Rp2 triliun di 2021," ujar Perry dalam sambutannya pada acara seminar ekonomi syariah yang bertajuk "Masa Depan Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia" di Jakarta, Rabu (22/11/2017).

        Oleh karena itu, lanjut dia, untuk memanfaatkan potensi tersebut dan menjadi pemain industri makanan halal, pihaknya mendorong agar Indonesia bisa mencapai swasembada makanan halal. Selain itu, Perry yakin aktivitas perekonomian juga akan bergerak melalui swasembada makanan halal ini.

        "Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan industri makanan halal. Bahkan, kalau swasembada makanan halal, aktivitas ekonomi akan sangat besar," pungkasnya.

        Lebih jauh dia mengungkapkan, prinsip syariah bukan cuma diterapkan saat penyembelihan hewan saja, tapi bagaiamana proses makanan itu sampai ke konsumennya dipastikan harus halal dan thoyyib.

        "Bayangkan saja, apakah beras, daging ayam, daging ikan dikembangkan di Indonesia. Kue terbesar petani, nelayan, distributor, marketing makanan halal. Jadi, perlu diciptakan mata rantai dan perlu ada sertifikasi halal. Harus diciptakan. Banyak yang dilakukan. Itu di bidang halal," jelasnya.

        Perry mengatakan, apabila makanan halal dan ekonomi syariah dapat diberdayakan maka secara otomatis hal ini juga dapat mengembangkan pangsa pasar perbankan syariah Indonesia.

        "Tentu aktivitas ini memerlukan pembiayaan kan? Jadi, dengan sendirinya kegiatan perbankan akan tumbuh. Sebagai salah satu, kita keluar dari jebakan 5 persen," tuturnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: