Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan defisit APBN per April 2018 mencapai Rp55,1 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp72,2 triliun.?Menurut Sri Mulyani, saat ini kinerja APBN jauh lebih kuat dibandingkan tahun lalu. Pemerintah mengklaim memiliki ruang fiskal lebih besar yang dibutuhkan untuk menjaga perekonomian dari gejolak yang berasal dari luar Indonesia.
"Sampai 30 April, realisasi APBN 2018 adalah sangat postiif. Defisit APBN mencapai Rp55,1 triliun, jauh lebih kecil dibanding tahun lalu pada periode sama yang mencapai Rp72,2 triliun," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Bahkan, lanjutnya, keseimbangan primer mencapai surplus Rp24,2 triliun, jauh lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp3,7 triliun.
"Jadi APBN kita kuartal pertama sangat baik. Penerimaan perpajakan sampai April juga menunjukkan pertumbuhan sehat. Kita telah mengumpulkan Rp416,9 triliun, pertumbuhan penerimaan pajak 11,2 persen apabila kita memasukkan Tax Amnesty. Apabila tidak masukkan Tax Amnesty, maka penerimaan perpajakan mendekati 15 persen pertumbuhanya. Ini sangat positif," kata Menkeu.
Sampai April 2018, realisasi pembiayaan mencapai Rp188,7 triliun atau 57,9 persen dari pagu pembiayaan 2018. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp195,4 triliun. Posisi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) sampai April 2018 mencapai Rp133,6 triliun dibandingkan April 2018 Rp123,2 triliun. Dengan demikian, posisi kas pemerintah dalam kondisi yang cukup memadai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat