PKS Kirim Sinyal 'Ancaman' ke Prabowo, Benarkah?

Pernyataan yang dikeluarkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, terkait? Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto bukan Muslim taat melainkan Nasionalis Islam yang harus digandeng dalam koalisi, membuat sejumlah pengamat angkat bicara. Pasalnya, argumen tersebut dinilai sebagai sinyal ancaman bagi mantan Danjen Kopassus itu.

Ketua Pusat Kajian Literasi Media, Afriadi Rosdi, menjelaskan retorika Sohibul Iman berkaitan erat dengan kepentingan politik PKS menjelang Pilpres 2019 nantinya. Merupakan pesan politik penting kepada Prabowo, seiring adanya indikasi Ketum Gerindara tersebut bakal meninggalkan PKS.

"Shohibul sedang berpesan, Prabowo akan kehilangan sandaran politik dari kelompok Islam jika mengabaikan PKS," ujarnya di Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Menurutnya, Prabowo bakal memperhatikan sinyal politik yang dikirimkan Presiden PKS. Sebab partai yang berasas Islam itu dikenal sebagai partai yang memiliki jaringan kader kuat dan loyal, tidak hanya kuat di pertempuran darat, melainkan media sosial juga. Dimana jaringan maya PKS, terkonsolidasi baik dalam produksi dan penyebaran konten. Sekiranya DPP PKS memerintahkan menyerang balik Prabowo, lanjut Afriadi, maka menjadi sebuah petaka politik bagi Prabowo di Pilpres 2019.?

"Karena itu, Prabowo akan menjalin komunikasi politik lebih intens dengan pihak PKS," imbuhnya.

Selama ini, tambah Afriadi, PKS menjadi sandaran utama partai Gerindra dalam memainkan isu agama. Meski bukan Islam yang lebih baik, Prabowo sepi dari serangan isu agama karena andil PKS.?

Ia menambahkan, Presiden PKS sejauh ini menyimpan rapat cerita pertemuannya dengan Duta Besar Belanda yang membahas Prabowo. Namun, setelah ada sinyal Prabowo meninggalkan PKS, maka disampaikanlah secara terbuka di sebuah forum.?

"Ini adalah sinyal awal terhadap kemungkinan serangan balik tersebut," katanya.