Ternyata Sifat Pengusaha Jokowi Warisan dari Sang Ayah, Simak Kisahnya

Presiden RI, Ir Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya memang selalu tampak sederhana. Ternyata kesederhanaan ini telah diwarisi dari kedua orang tuanya, Widjiatno Notomihardjo dan Sudjatmi.

Tak lahir dari keluarga berdarah biru, Jokowi hanyalah anak seorang pengusaha kayu yang tinggal di Surakarta. Sebelum menjadi presiden, Jokowi mengawali karier sebagai karyawan di perusahaan milik pemerintah. Setelahnya, ia memutuskan untuk menjalankan usaha furniture di bawah naungan CV Roda Jati yang ada di Solo, milik Sang Paman.

Jiwa pengusaha yang tertanam dalam dirinya itu ia dapatkan dari Sang Ayah. Widjiatno dan Sudjatmi merupakan pengusaha jual-beli kayu di Surakarta. Bisnis kayu yang mereka lakoni adalah usaha milik ayahnya Sudjatmi.

Bisa dibilang, bisnis perkayuan inilah yang membuat keluarga Notomihardjo kaya raya. Mereka memiliki tempat pengolahan kayu sendiri di dekat rumah.

Baca Juga: Putri Tanjung: Sejak Kecil Udah Dapat Tekanan dari Nama Besar Bokap

Selain sama-sama berprofesi sebagai pengusaha. Jokowi dan Sang Ayah juga sama-sama menyukai musik dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Widjiatno jago memainkan alat musik keroncong dan gitar dan sering manggung pula lho.

Sama dengan Sang Ayah, Jokowi juga senang dengan musik, namun beda aliran. Jokowi lebih senang metalica.

Sifat sosial yang dimiliki Presiden RI ke-7 ini juga turunan dari Ayahnya. Pasalnya, Widjiatno senang berbagi dengan masyarakat di sekitarnya. Ia senang mengajak anak-anak muda bermain gitar bersama dan memberikan suguhan makanan saat bermain.

Baca Juga: Tiga Anak Pengusaha Kondang Tanah Air Ini Nyaleg

Masih ada lagi lho sifat Sang Ayah yang juga dimiliki Jokowi. Mereka sama-sama hobi motor. Pasalnya, Widjiatno semasa hidupnya adalah seorang biker lho. Ia senang mengendarai moge Inggris BSA (The Birmingham Small Army).

Selanjutnya, dunia politik menjadi ketertarikan yang sama bagi Ayah dan anak tersebut. Di era reformasi 1998, orangtua Jokowi menunjukkan ketertarikannya bergabung di dunia politik. Dia jadi pengurus partai sebelum akhirnya meninggal dunia dua tahun kemudian.

Kabarnya, Widjiatno sempat jadi satgas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan menggantikan ketua ranting di kampungnya.