Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin berharap Partai Gerindra memilih untuk menjadi oposisi di Pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Sebab, hal tersebut sesuai dengan keinginan para pendukung di Pilpres 2019 lalu.
Menurutnya, sebagai oposisi itu tidak hina. Justru sebaliknya, akan terhormat dan bisa memiliki peran sebagai kontrol penguasa.
"Harusnya Gerindra jadi oposisi saja. Menjadi oposisi bisa lebih terhormat karena bisa mengingatkan pemerintah ketika pemerintah salah jalan dan salah arah." katanya kepada wartawan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/10/2019).
Baca Juga: Bilang Wajar Jika Gerindra Dapat Jatah 3 Menteri, Lha PDIP?
Baca Juga: Gerindra Sebut Amandemen UUD 1945 Tak Singgung Pemilihan Presiden, karena...
Lanjutnya, ia mengingatkan bahwa negara butuh oposisi yang kuat dan tangguh. Sehingga bisa mengawasi jalannya roda pemerintahan. Sambungnya, jika Gerindra yang diharapkan publik menjadi oposisi berubah haluan, maka kontrol terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf lemah.
"Kata Lord Acton, power tends to corrupt. Kekuasaan itu akan cenderung korup atau disalahgunakan. But absolute power, corrupt absolutely. Dan kekuasaan yang absolut kecenderungan penyalahgunaannya pun akan mutlak," tekannya.?
Diberitakan sebelumnya, Partai Pimpinan Prabowo Subianto ini akan diberikan 3 menteri. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono beberapa waktu lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil