Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perempuan Uighur dan Suaminya Ingin Keluar dari China, Pemerintahnya Kasih Jawaban Ini

        Perempuan Uighur dan Suaminya Ingin Keluar dari China, Pemerintahnya Kasih Jawaban Ini Kredit Foto: Antara/Novrian Arbi
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Seorang istri dan ibu Uighur, Nadila Wumaier menggungah foto tulisan tangan di akun media sosial suaminya. Dalam foto tersebut juga terlihat putra mereka yang baru berusia dua tahun.

        "Saya ingin pergi dan bersama suami saya," tulis Wumaier dalam foto tersebut, seperti dilansir dari BBC, Rabu (26/2/2020).

        Baca Juga: Database Bocor! China Rupanya Tahan Muslim Uighur karena Alasan Agama

        Wumaier adalah anggota masyarakat minoritas muslim Uighur di Xinjiang, China. Saat ini ia dikabarkan menjadi tahanan rumah bersama putranya.

        Setelah pemerintah China mendatangi stasiun televisi Australia dan mengatakan Wumaier berada di China atas pilihannya sendiri, Wumaeir mengunggah tulisan tangannya agar pesannya diketahui orang.

        Pada? Senin (24/2/2020) suaminya Sadam Abdulsalam sudah menentang klaim pemerintah China tersebut di program yang sama ABCs Q & A News. Abdulsalam sudah mengkampanyekan perjuangan istrinya untuk bisa keluar dari China selama berbulan-bulan.

        Walaupun Wumaier bukan warga Australia tapi suami dan anak mereka Lutfy adalah warga Negeri Kanguru. Sebelumnya pemerintah Australia mengajukan permohonan resmi agar mereka dapat meninggalkan China.

        "Putra saya warga Australia dan memiliki paspor Australia dan sya tidak pernah bertemu dengannya," kata Abdulsalam di stasiun televis ABC.

        Kelompok hak asasi manusia mengatakan China menahan sekitar satu juta muslim Uighur dan muslim lainnya di pusat penahanan di Xinjiang. Bagi China langkah tersebut diperlukan untuk mengatasi terorisme dan ekstremisme.

        "Pemerintah Australia telah memberi istri saya visa jadi mereka bisa datang dan bergabung bersama saya di Australia, tapi pemerintah China tidak mengizinkan mereka pergi," kata Abdulsalam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: