- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Gandeng ACIAR, BPPSDM Berbagi Pengalaman Penyediaan Stok Pangan saat Pandemi
Tidak dapat dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah memengaruhi seluruh elemen kehidupan manusia di seluruh dunia, termasuk sektor pertanian. Kondisi seperti ini juga dialami negara seperti Australia, Asia, dan Pasifik.
Dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini, beberapa kebijakan telah diterapkan oleh negara-negara tersebut, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Indonesia di sejumlah wilayah, arahan untuk tetap di rumah, menjaga jarak, serta tidak berkerumun.
Sementara itu, bagi sektor pertanian, pandemi Covid-19 telah mengganggu sistem produksi pertanian sehingga distribusi bahan pangan ke konsumen terancam dan terjadi pemasaran produk pertanian di beberapa wilayah.
Baca Juga: Asik, Kinerja Ekspor Pertanian Selama Pandemi Tetap Ciamik
Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian melakukan terobosan dalam menghadapi Covid-19. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam arahannya menyampaikan bahwa peran sektor pertanian sangatlah penting dalam menyediakan pangan, apalagi saat pandemi Covid-19 sekarang ini.
"Pertanian tidak boleh berhenti karena bertanggung jawab dalam menyediakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia," ungkap SYL dalam berbagai kesempatan.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggandeng Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan Politeknik Pembangunan Pertanian menyelenggarakan International Webinar dengan tema The Current Condition of Agriculture in Australia, Asia and the Pacific during the Covid-19 Pandemic and Its Strategies to Secure Food Supply pada Jumat (29/5/2020), melalui video conference.
Dalam webinar tersebut, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan strategi jangka pendek dan jangka menengah Kementan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Strategi jangka pendek adalah program padat karya, jaring pengaman sosial (social safety net), dan pemenuhan kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Sementara strategi jangka menengah adalah selain pemenuhan kebutuhan pangan bagi 267 juta penduduk juga peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan ekspor," ungkapnya.
Sementara Peter Horne dari ACIAR menyampaikan hasil asesmen terkait ketahanan sistem pangan dalam konteks Covid-19. Dari asesmen tersebut, diperoleh hasil bahwa Covid-19 telah mengekspos kekuatan dan kelemahan dari sistem pangan global, baik sebelum dan sesudah Covid-19.
Asesmen dilakukan dalam tiga langkah. Pertama, rapid assessment diselesaikan tanggal 20 Mei 2020. Kedua, asesmen terintegrasi dengan negara lain (berbagi pengalaman), serta ketiga dengan asesmen mendalam terkait hal-hal yang rawan terkena dampak Covid-19.
Pada langkah pertama telah teridentifikasi setidaknya 10 area signifikan yang terdampak Covid-19. Beberapa di antaranya perpindahan orang berskala besar seperti mudik dari kota ke desa, pembatasan bepergian bagi orang, yang semuanya memberikan ancaman bagi sistem pangan yang sudah ada. Hasil asesmen tersebut memberikan gambaran bagaimana sebaiknya pendekatan kebijakan yang dapat dilakukan oleh setiap negara dalam menghadapi Covid-19.
Peter Horne menjelaskan, dari kebijakan yang diterapkan, Australia masih dapat melakukan ekspor pangan dan menyediakan stok pangan berkecukupan untuk masyarakatnya.
Dalam kesempatan tersebut, tiga Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), yaitu Bogor, Yogyakarta-Magelan, dan Malang berkesempatan membagikan pengalaman mengenai langkah-langkah yang telah diambil dari akademisi vokasi selama pandemi berlangsung. Seperti misalnya penerapan Learning From Home (LFH), upaya diversifikasi pangan untuk menjaga ketahanan tubuh menghadapi pandemi Covid-19, pendampingan mahasiswa di wilayah sekitar tempat tinggal mereka untuk membantu petani meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian mereka.
Kemudian melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam mengembangkan aktivitas pertanian, khususnya bagi pemuda tani, kelompok wanita tani, dan petani tradisional dalam mengembangkan usahanya.
Webinar ini kurang lebih dihadiri oleh 300 peserta dan disaksikan lebih dari 2.400 pemirsa melalui siaran langsung atau live streaming dari media sosial. Melalui webinar, ini diharapkan terinformasikan strategi yang akan diambil setelah mengetahui lesson learn dari Australia maupun Indonesia dan negara lainnya sehingga upaya penanganan dampak Covid-19 akan semakin optimal. (KOD/VTR-Pusdiktan)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti