Fahri Hamzah: Jokowi dan Anies Sama-Sama Kesulitan, Mbok Ya Jangan Diadu Pak Menteri!

Pandemi Covid-19 di Indonesia khususnya di Provinsi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Angka rataan kasus positif (positivity rate) Covid-19 di Jakarta sebesar 13,2 persen dan Indonesia sebesar 17,8 persen.

Angka tersebut berada di atas ketentuan aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah angka lima persen sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Senin 14 September 2020.

Baca Juga: Aneh! Mentang-Mentang Anies yang Bicara, Anak Buah Jokowi Menyerang Berjamaah

Baca Juga: Fahri Hamzah Bela Mati-Matian: Anies Baswedan Satu-Satunya Gubernur...

Kebijakan tersebut diambil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, melihat saat ini provinsi yang dipimpinnya terus menunjukan lonjakan kasus Covid-19. Diberitakan sebelumnya, kebijakan tersebut pun menuai konta dari beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Menteri Airlangga, menyatakan dampak kebijakan Anies sudah terlihat di pasar saham Tanah Air. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, juga ikut merespons kebijakan Anies. Ia mengatakan kebijakan tersebut mempengaruhi industri manufaktur di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, juga menyoroti distribusi barang yang berpotensi terganggu dalam PSBB. Akan tetapi, beberapa pengamat menganggap kebijakan yang diambil oleh Anies adalah hal yang tepat seperti Ekonom Senior, Rizal Ramli.

Baca Juga: Omongan Anies Dibantah Mentah-Mentah, Airlangga: Sama Sekali Gak Benar!

Menurutnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta pihaknya untuk fokus mengutamakan kesehatan masyarakat sehingga Anies menerapkan PSBB total. Melihat hal tersebut, Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fahri Hamzah, turut mengomentari hal tersebut.

Menurutnya, dalam masalah PSBB, Anies Baswedan, maupun Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sama-sama mengalami kesulitan. Hal tersebut diungkapkannya dalam akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah 

"Mas @jokowi dan Mas @aniesbaswedan kayaknya sama-sama dalam kesulitan. Mbok ya jangan diadu. Karena keduanya mudah berobat tapi rakyat susah berobat," tambahnya.