Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 minus cukup dalam. Salah satu yang harus disoroti dari lesunya perekonomian adalah sektor perbankan.
Data pertumbuhan PDB yang dirilis oleh BPS menunjukan bahwa pada triwulan II 2020, sektor jasa keuangan mengalami penurunan sebesar minus 10,32% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Hal ini menjadi sesuatu yang wajar karena berbagai kebijakan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19. Beberapa hal yang memengaruhi adalah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menekan beragam aktivitas, mengakibatkan penurunan tingkat konsumsi dan investasi.
Baca Juga: Sri Mulyani Siapkan Racikan Cegah Bank 'Sakit' Gulung Tikar
Baca Juga: Wadaw, IHSG Dibuat Keok sama BCA dan BRI, Saham 2 Emiten Raksasa Naik di Atas 150%!
Maka dari itu, dikhawatirkan perlambatan ekonomi yang terjadi memicu peningkatan non-performing loan (NPL) perbankan akibat debitur tidak mampu atau terhambat melakukan pembayaran kredit ke Bank. Lantas, selain soal NPL, seperti apa pula pengaruh penurunan pertumbuhan tersebut terhadap harga saham emiten-emiten perbankan di bursa saham?
Dalam riset Lifepal menemukan, Jakarta, Kamis (17/9/2020), mayoritas emiten perbankan mengalami kenaikan NPL. Ada empat bank BUKU IV yang memiliki NPL berada di bawah NPL rata-rata tujuh emiten bank yang dijadikan sampel riset, yaitu Bank BCA, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Panin.
NPL adalah perbandingan kredit yang tidak dapat dikembalikan oleh debitur alias kredit macet, dengan total kredit yang disalurkan bank ke masyarakat. Semakin kecil NPL, semakin baik kualitas dari kredit yang diberikan bank.
Mayoritas bank BUKU IV pada kuartal II-2020 ini menunjukan kenaikan NPL Gross. Hal ini dapat diartikan bahwa kredit yang tidak dapat dikembalikan oleh debitur meningkat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: