Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Haru Pendiri Polo Ralph Lauren, Imigran Miskin yang Bahkan Tak Mampu Membeli Baju

        Kisah Haru Pendiri Polo Ralph Lauren, Imigran Miskin yang Bahkan Tak Mampu Membeli Baju Kredit Foto: REUTERS/Lucas Jackson
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Brand Polo Ralph Lauren hari ini telah menjadi produk yang mendunia dan bergengsi. Tapi, siapa yang tahu bahwa dahulu, bahkan sang pendiri Ralph Lauren adalah anak dari imigran Yahudi miskin yang tak mampu membeli pakaian?

        Sewaktu kecil, Ralph menghabiskan masa remajanya di Bronx bersama kedua orang tuanya. Mereka hidup miskin, bahkan sampai pergi ke bioskop untuk berimajinasi hidup seperti di dalam film.

        Alhasil, segala upaya dilakukan oleh Ralph untuk bisa hidup nyaman. Mulai dari tentara dan petugas toko pakaian Brooks Brother di New York. Inspirasi pun kemudian datang saat ia mendatangani pertandingan olahraga polo. Ia berencana membuat usaha untuk menjadi merek kelas atas dunia.

        Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Ma Jianrong, Mantan Buruh Pabrik yang Jadi Pengusaha Tekstil

        Hanya dengan berbekal ijazah diploma, Ralph Lauren memutuskan untuk berbisnis dan membangun perusahaan. Ia paham betul akan risiko yang diambilnya. Meski demikian, rancangan desain yang ditawarkan Ralph kala itu benar-benar berbeda. Keputusannya dengan membuat kerah warna-warni melawan arus kala itu.

        Berkat desain unik itu, hanya dalam jangka waktu satu tahun Ralph berhasil menggaet banyak pelanggan hingga mendapatkan USD500 ribu dari penjualannya. Sejak kesuksesan tersebut, Ralph tidak pernah berhenti mengembangkan sayap bisnisnya.

        "Ralph tidak pernah duduk tenang dalam setiap menitnya (dalam mengembangkan usaha). Anda mungkin bisa menikmati momen, tetapi Anda harus membiarkan waktu itu berlalu dan tidak bisa mengulangnya," kata anak didik Ralph, John Varvatos.

        Hingga akhirnya pada tahun 1997, Ralph melakukan IPO perusahaan. Sebagai CEO, ia masih memegang kendali dengan kepemilikan saham sebesar 81,5%. Hasil jerih payahnya pun masih ia nikmati hingga saat ini. Forbes mencatat kekayaan Ralph mencapai USD7 miliar atau setara dengan Rp98 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: