Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kata Prabowo Subianto: Emang Gue Tukang Maki-maki Ya?

        Kata Prabowo Subianto: Emang Gue Tukang Maki-maki Ya? Kredit Foto: Rakyat Merdeka
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto akhirnya buka mulut terkait rencananya di Pilpres 2024. Ternyata, Menteri Pertahanan ini masih siap kembali bertarung sebagai calon presiden. Baginya, menjadi presiden adalah pengabdian yang semua orang ingin melakukannya.

        Sejak dilantik sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo cukup jarang tampil di depan publik. Apalagi kalau urusan politik dan Pilpres 2024, eks Danjen Kopassus itu, cukup irit bicara. Padahal, di Gerindra, para anak buahnya sudah mendorong bosnya itu untuk kembali nyapres.

        Baca Juga: Sempat Ditolak Masuk Kabinet Jokowi, Kelakar Prabowo: Bahaya! Nanti Kudeta Lagi, Ha Ha Ha

        Namun, Prabowo yang “pendiam” itu berubah saat tampil di podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di kanal YouTube miliknya, kemarin. Selama hampir satu jam, Prabowo menjawab berbagai isu yang selama ini banyak orang ingin tahu jawabannya. Mulai dari alasan dirinya mau jadi anak buahnya Presiden Jokowi, soal heboh pengadaan alutsista senilai Rp1.768 triliun hingga Pilpres 2024.

        Dalam podcast ini, penampilan Prabowo sedikit berbeda. Dia tidak mengenakan kemeja coklat kantong 4 yang merupakan seragam kebesarannya. Prabowo tampil santai dengan kemeja putih lengan panjang, seperti pakaian yang biasa dipakai Jokowi.

        Putra begawan ekonomi Soemotro Djojohadikoesoemo ini juga tidak garang. Bicaranya ceplas-ceplos dan santai saat diwawancara bekas pesulap itu. Tak jarang, Prabowo pakai istilah ‘elu-gue’ kepada Deddy.

        Sampai tadi malam, video wawancara ini jadi trending nomor satu di Youtube.

        Sebelas jam setelah diunggah, video itu sudah ditonton sebanyak 3,5 juta kali. Sebanyak 302 ribu pengguna memberikan tanda jempol alias suka dan 4 ribu pengguna memberikan tanda jempol terbalik.

        Apa yang dibicarakan? Di awal-awal, Prabowo bicara alasan kenapa akhirnya mau menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Jokowi. Padahal, dua kali dia menjadi rival Jokowi di Pilpres.

        Intinya, Prabowo menyebut alasannya menerima tawaran menjadi Menteri Pertahanan karena demi pengabdian kepada merah putih. Filosofi itu dia dapat dari beberapa sejarah besar yang ada di Jepang dan Amerika.

        “Berkompetisi itu biasa. Kalau sudah selesai, kenapa harus berantem. Pak Jokowi itu cinta Tanah Air, saya juga. Lebih baik kita sama-sama mengabdi untuk Indonesia,” jawabnya.

        Deddy juga bertanya kepada Prabowo soal dirinya yang jarang bicara selama menjadi Menteri Pertahanan. Termasuk soal heboh pengadaan alutsista sebesar Rp1.769 triliun.

        Prabowo memberikan alasan kenapa jarang mau bicara. Kata dia, di satu sisi, topik yang berkaitan dengan pertahanan itu merupakan rahasia. Di sisi lain, rakyat yang ingin tahu harus dikasih jawaban.

        Soal alutsista, kata Prabowo, itu merupakan perintah Jokowi yang pernah menugasinya di awal menjabat sebagai Menteri Pertahanan, untuk membuat konsep besar pertahanan Indonesia untuk 25 tahun ke depan. Harusnya, kata dia, konsep tersebut sudah selesai sejak lama. Tapi karena pandemi, jadi tertunda.

        “Dan, ini masih digodok. Belum ada keputusan. Nanti kan presiden akan bertanya pada menteri-menteri yang lain. Jadi masih jauh. Heran, kenapa bisa bocor,” jawab eks Pangkostrad ini.

        Dari sana, topik pembicaraan berbelok ke soal Pilpres 2024. Pertanyaan soal ini tak hanya diajukan sekali, tapi berkali-kali. Prabowo sampai bosan menjawabnya. “Ngomong presiden mulu,” ucap Prabowo, sambil tersenyum.

        Saat pertama kali ditanya soal capres, Prabowo tak menjawab lugas. Sambil bercanda, ia mengajak Deddy ikut tim suksesnya. Namun, saat kembali ditanya soal ini, di akhir video, Prabowo akhirnya mau menanggapi dengan sedikit serius. Kata dia, soal capres adalah soal pengabdian. Kalau diberi kepercayaan dan kesempatan, kenapa tidak? “Saya kira semua orang yang cinta Tanah Air, kalau diberi kesempatan untuk mengabdi, pasti mau,” tegasnya.

        Hanya saja, kata Prabowo, ada banyak faktor untuk jadi capres. Di antaranya, soal dukungan, kerjasama dengan partai koalisi, dan macam-macam. Modal popularitas dan elektabilitas belum cukup. “Kita kan nggak bisa maju sendiri, harus ada teman dan dukungan kiri kanan, tidak semudah itu, kita realistislah,” ucapanya.

        Soal sejumlah nama yang mulai digadang-gadang jadi capres, Prabowo menganggap sebagai hal biasa. Meski begitu, dia menilai akan lebih efisien jika capresnya hanya dua pasang. “Mau tiga atau berapa calon, ending-nya juga dua. Belum tentu pasangan yang satu itu bisa langsung dapat mayoritas 50 persen plus 1,” ujarnya.

        Di bagian-bagian akhir, Prabowo ditanya apa yang pertama akan dilakukannya bila menjadi presiden? Untuk menjawab ini, Prabowo lalu menjelaskan soal kinerja Jokowi. Menurutnya, apa yang dilakukan Jokowi selama dia menjadi anak buahnya, sudah on the track. Kebijakan Jokowi adalah pro rakyat. Tapi harus diakui, kata dia, kadang kebijakan terkendala oleh birokrasi yang berbelit.

        “Banyak perintah presiden yang sangat baik, tapi oleh anak buahnya sengaja dilambat-lambatkan. Inilah problem kita,” ungkapnya.

        Terkait jawaban itu, Deddy lantas bertanya, apakah Prabowo akan maki-maki anak buah seandainya dirinya yang menjadi presiden? “Ya, enggak usah dimaki lah. Ditegur saja. Emang gue tukang maki-maki?” kata Prabowo.

        “Enggak, cuma tampangnya doang, Pak,” jawab Deddy sambil tertawa. Prabowo ikut terbahak.

        Untuk diketahui, hingga saat ini, Prabowo masih menjadi kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi versi berbagai lembaga survei. Tiga lembaga survei seperti Arus Survei Indonesa, Parameter Politik, dan Y-Publica menempatkan Prabowo di posisi pertama dengan elektabilitas di atas 20 persen.

        Teranyar, lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga mengungkap hasil serupa. Dalam survei teranyar, SMRC menyebut Prabowo berada di urutan pertama dengan elektabilitas 21,5 persen. Setelah Prabowo, ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gunernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bersaing ketat di urutan kedua dan ketiga dengan elektabilitas masing-masing 13 persen dan 12,6 persen.

        Apa tanggapan Gerindra soal peluang Prabowo di Pilpres 2024? Sejumlah politisi Gerindra enggan berbicara banyak soal peluang Prabowo di Pilpres 2024. Politisi Gerindra Andre Rosiade mengatakan, saat ini ia sedang fokus bekerja sebagai anggota Komisi VI DPR. Belum saatnya bicara soal pilpres.

        Begitu juga disampaikan Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam. “Saya tampil bicara politik nanti kalau sudah 2023. Saat ini bekerja dulu,” kata Desmond, saat dikontak, tadi malam.

        Sebelumnya, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, partainya tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol untuk berkoalisi di Pilpres 2024. Pada intinya, kata dia, seluruh kader Gerindra masih mengharapkan bosnya itu kembali nyapres di 2024.

        Soal pasangan, kata Muzani, masih terlalu dini. Dia pun tak mau berspekulasi tentang kemungkinan Prabowo akan menggandeng Puan Maharani sebagai cawapresnya. Menurut dia, duet tersebut bisa saja maju apalagi hubungan Gerindra dengan PDIP sangat baik. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: