Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Biar Enggak Makin Jebol, Yuk Kenali 8 Cara Mudah Bangkrut saat Investasi Saham

        Biar Enggak Makin Jebol, Yuk Kenali 8 Cara Mudah Bangkrut saat Investasi Saham Kredit Foto: Amar Bank
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saat ini banyak sekali alternatif bagi yang ingin memulai investasi keuangan. Salah satunya adalah investasi saham pasar modal. Namun untuk memulai investasi dan menerima hasil investasi saham tidaklah bisa diperoleh dengan cara instan.

        “Jelas perlu komitmen waktu dan kesabaran untuk mempelajari dan mengenal investasi saham. Bila tergesa-gesa maka akan terjadi kerugian finansial. Cara bangkrut investasi saham itu gampang,” ujar Analis Heyokha Research Indonesia, Fransiskus Xaverius Nicholas, dalam Sesi I pada Universitas Indonesia Investment Class, Minggu (1/8/2021).

        Nicholas memaparkan, pertama, investasilah di perusahaan saham yang investasi return fix atau berada pada angka pasti dengan timbal hasil besar di atas suku bunga pemerintah saat ini sebesar 6,5 persen. Selain itu juga sering ditemui tawaran investasi dengan nilai return sebesar 12-24 persen dengan klaim bebas risiko. Bentuk iming-iming tersebut membuat modal investasi akan cepat habis. Baca Juga: Waduh! Dari 270 Juta Penduduk RI, Baru 2% yang Melek Investasi Saham

        Kedua, investasi karena ikut-ikutan semata. Ini bisa berupa mengikuti selera teman atau selera yang sedang ramai menjadi perbincangan. Ketiga, investasi tanpa belajar ilmu-ilmu dasar. Padahal, dalam investasi saham, perlu pemahaman dasar pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal.

        Keempat  jadi investor dadakan dengan terus-menerus memberikan modal ke sebuah perusahaan. Namun kemudian sahamnya turun dan merugi,” ujarnya.

        Kelima dan keenam beli saham hanya karena harganya naik dan beli saham hanya karena harganya turun. Padahal pembelian saham perlu banyak pertimbangan. Bukan dilakukan dengan keputusan statis. Sedangkan ketujuh, ikut investasi yang semua orang sudah ramai membicarakan, Namun ketika sudah di pucuk sudah sepi untuk dibicarakan.

        “Terakhir, kedelapan, berinvestasi dengan orang yang salah akan berakhir pula dengan cara yang salah,” pungkasnya. Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Milenial Berinvestasi

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Fajar Sulaiman

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: