Geger Kapal Pesiar Super Milik Oligarki Rusia Terlihat Berlayar di Dekat Turki

Sebuah superyacht yang terkait dengan oligarki Rusia Roman Abramovich berlayar beberapa mil di lepas pantai barat daya Turki pada Senin (21/3/2022). Kapal berlayar diketahui setelah melewati perairan Uni Eropa dalam beberapa hari terakhir, data pelacakan kapal menunjukkan.

Dilansir Reuters, Abramovich termasuk di antara beberapa miliarder Rusia yang ditambahkan pekan lalu ke daftar hitam Uni Eropa (UE) yang sudah mencakup puluhan orang kaya Rusia, dan pemerintah UE telah bertindak untuk menyita kapal pesiar dan aset mewah lainnya dari mereka.

Baca Juga: Mewah! Mansion Seharga Rp716 M Milik Roman Abramovich Disebut Bakal Jadi Aset Pertama yang Disita AS

Pemerintah dunia berusaha untuk mengisolasi Presiden Vladimir Putin dan sekutunya atas invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai "operasi khusus".

Pekan lalu, Abramovich terbang ke Moskow setelah meninggalkan Istanbul dengan jet pribadinya. Menurut data pelacakan penerbangan, itu adalah perjalanan kedua dengan jet yang terhubung ke Abramovich antara kota Turki dan ibu kota Rusia dalam tiga hari.

Kapal pesiar Solaris sepanjang 140 meter (460 kaki), yang berlayar di bawah bendera Bermuda menurut situs pemantauan Lalu Lintas Laut, pada 8 Maret meninggalkan galangan kapal Barcelona yang sedang menjalani perbaikan.

Ia berangkat dari kota resor Adriatik di Montenegro, Tivat, pada 13 Maret dengan tujuan awalnya terdaftar di Turki, dan mengitari pulau Kreta Yunani dalam beberapa hari terakhir. Situs pemantauan menunjukkan itu sekitar 3 km (1,9 mil) di lepas pantai Turki pada hari Senin, menuju ke arah resor Datca.

Superyacht dibangun di galangan kapal Jerman dan pertama kali berlayar awal tahun lalu. Ini adalah salah satu dari serangkaian yacht yang dimiliki oleh Abramovich, menurut laporan dalam publikasi barang mewah SuperYachtFan, SuperYacht Times dan Forbes.

Beberapa kelompok telah dikonfirmasi sebagai penawar untuk membeli klub sepak bola Inggris Chelsea dari Abramovich. Dia juga terkena sanksi pemerintah Inggris setelah invasi Rusia.