Erick Thohir Dinilai Membuat Islam Indonesia Rahmatan Lil Alamin

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dinilai menjadi sosok yang selalu membawa nilai-nilai Islam.

Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al-Azhar Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Jombang, Zahrul Azhar Asumta, menilai Erick memberi inspirasi bagi siapapun termasuk dirinya sendiri.

"Saya semangat sekali ketika Pak Erick Thohir berkenan berkunjung ke sini, karena beliau adalah inspirasi saya. Sebagai politisi yang tidak melupakan agama untuk kepentingan politiknya, tapi mengangkat politik untuk kepentingan agamanya," kata Gus Hans sapaan akrabnya, di Jombang.

Gus Hans yang juga Wakil Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang menilai besarnya kepedulian Erick kepada dunia pesantren. Erick punya program dan kebijakan yang berpihak kepada pesantren.

Erick Thohir bahkan ingin menunjukkan pada dunia jika Islam Indonesia adalah Islam rahmatan lil alamin.

"Ketika saya pergi ke Uzbekistan, saya tanya apa yang kalian tahu dari Indonesia? Borobudur dan Bali. Tetapi Pak Erick Thohir ingin menunjukkan pada dunia, bahwa Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin," jelas Gus Hans.

Lebihh lanjut, Gus Hans menyatakan di mana banyak orang menggunakan agama sebagai tameng untuk kepentingan pribadi semu. Namun bagi Gus Hans, Erick justru sebagai antitesa dari fenomena tersebut.

"Artinya, ketika banyak para politisi yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politiknya, tetapi ketika dia berperan tidak ada manfaatnya buat agama. Tapi itu tidak terjadi pada pribadi Pak Erick Thohir," ungkap Gus Hans.

Di sisi lain, Gus Hans juga menyukai kerendahan hati Erick Thohir meski terbukti berprestasi membawa BUMN dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Namun Erick tetap lurus bekerja hanya demi kepentingan nusa, bangsa, dan agama.

"Pak Erick Thohir bukan tipe orang yang etalase, yang suka memamerkan penghargaan. Tetapi buktilah yang mengatakan bahwa semenjak Pak Erick Thohir menjadi menteri BUMN profit naik menjadi Rp 90 triliun di tahun 2021," ujar Gus Hans.