Gak Nge-Down Dimusuhin Dewan Twitter, Elon Musk Cari Massa Giring Opini Publik!
Banyak pihak dihebohkan oleh Elon Musk yang melakukan penawaran sebesar USD43 miliar (Rp616 triliun) pada 14 April dengan USD54,20 per saham untuk mengambil alih Twitter. Pada 4 April, Musk menjadi pemegang saham terbesar setelah mengakuisisi 9,1% saham.
Kemudian, Musk juga kemudian menolak kesepakatan untuk membeli tidak lebih dari 14,9% Twitter hingga 2024 dengan imbalan kursi di dewan.
Mengutip The Street di Jakarta, Selasa (19/4/22) namun tiba-tiba pada 9 April, hari yang akan menjadi pertemuan dewan pertamanya sebagai anggota dewan, Musk mengumumkan bahwa dia menolak kesepakatan itu.
Baca Juga: Mentang-Mentang Tajir, Pendiri Ethereum Gak Suka Cara Elon Musk Ambil Alih Twitter
Lima hari kemudian, dia meresmikan tawaran pengambilalihan yang tidak bersahabat. Sejak itu dewan telah mengadopsi "pil racun", mekanisme yang memperkuat hak-hak pemegang saham untuk menggagalkan tawaran yang bermusuhan.
Rencana tersebut efektif jika salah satu pihak memperoleh 15% saham tanpa persetujuan sebelumnya dan bertujuan untuk memastikan bahwa siapa pun yang mengendalikan Twitter melalui pasar terbuka membayar semua pemegang saham dengan premi yang sesuai.
Dihadapkan dengan oposisi ini dari dalam, Musk meluncurkan kampanye publik di media sosial untuk memenangkan opini publik atas tawarannya. Namun, pada dasarnya, masa depan Twitter akan ditentukan di Twitter.
Sementara itu, dewan direksi Twitter mengadakan pertemuan tertutup untuk membahas tawaran Musk, sang taipan teknologi pun meminta pendapat pengguna jejaring sosial di mana ia memiliki lebih dari 82,3 juta pengikut, setara dengan populasi Jerman.
"Saya mengajukan penawaran," tweet miliarder itu pada 14 April, dengan tautan ke laporan keuangan dengan semua detailnya. Dengan demikian, setiap pengguna dapat berkonsultasi dengan penawaran yang bersangkutan dan membentuk pendapatnya sendiri apakah itu adil atau tidak.
Seperti biasa, Musk kemudian mengadakan polling untuk meluncurkan kampanye publik menentang dewan.
"Menjadikan Twitter pribadi dengan harga USD54,20 seharusnya terserah pada pemegang saham, bukan dewan," ujarnya.
Adapun hasilnya, hampir 3 juta pengguna Twitter memilih dan mayoritas mengatakan "ya" di mana itulah yang diinginkan Musk.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami