Skema COB Dongkrak Permintaan Naik Kelas Hingga 234%

BPJS Kesehatan mencatat lonjakan signifikan permintaan naik kelas perawatan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) usai memperluas kerja sama dengan asuransi kesehatan komersial melalui skema Coordination of Benefit (COB).

Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Arief Witjaksono Juwono Putra, menyampaikan bahwa permintaan naik kelas perawatan kelas 1 meningkat 182%, sementara kelas 2 melonjak hingga 234%.

“Dimungkinkan adanya coordination of benefit, jadi BPJS Kesehatan bekerja sama dengan asuransi kesehatan tambahan,” ujar Arief dalam Indonesia Re International Conference 2025 di Menara Danareksa, Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Baca Juga: Peserta Bisa Naik Kelas, BPJS Kesehatan Ungkap Telah Jalankan Skema COB dengan Asuransi

Melalui skema ini, peserta JKN bisa mendapatkan layanan perawatan yang lebih tinggi dengan pembagian biaya antara BPJS dan asuransi tambahan. Untuk rawat jalan eksekutif, selisih biaya hingga Rp400.000 per kunjungan dapat ditanggung oleh asuransi komersial. Sementara untuk rawat inap, peserta kelas 2 yang naik ke kelas 1 cukup membayar selisih tarif INA-CBG, dan apabila naik ke kelas di atasnya, dikenakan tambahan maksimal 75% dari tarif INA-CBG kelas 1.

Adapun peserta kelas 1 yang naik ke kelas lebih tinggi, akan mendapatkan tanggungan 75% dari BPJS Kesehatan, sedangkan asuransi tambahan dapat menanggung hingga 125% dari tarif INA-CBG kelas 1. “Artinya total 200%, di mana kami 75% dan asuransi kesehatan tambahan 125%,” jelas Arief.

Baca Juga: Skema CoB Dinilai Mampu Tekan Beban Klaim, Tantangan Sistem Jadi Sorotan!

Arief menekankan bahwa skema COB tak hanya membagi beban biaya, tetapi juga berfungsi mengendalikan tarif rumah sakit. “Tarif tertinggi rumah sakit dibatasi maksimal dua kali tarif INA-CBG,” katanya.

Menurut BPJS, mekanisme ini membuka peluang besar bagi sektor asuransi untuk menjangkau segmen baru, sekaligus meningkatkan kualitas layanan bagi peserta tanpa membebani sistem jaminan sosial secara penuh.