Allo Bank Salurkan Kredit Rp7,488 Triliun, Dorong Laba Bersih Tumbuh 27%

PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo Bank) mencatat penyaluran kredit sebesar Rp7,488 triliun hingga akhir semester I 2025 (1H25), terutama didorong pertumbuhan di segmen ritel. Kinerja positif ini menopang kenaikan laba bersih setelah pajak (belum diaudit) sebesar 27% year-on-year (yoy) menjadi Rp115 miliar pada kuartal II 2025 (2Q25) dan Rp227 miliar sepanjang semester pertama tahun ini.

Berdasarkan data tersebut, terlihat jika kredit tetap diiringi disiplin menjaga kualitas pinjaman. Allo Bank pun mencatatakan Gross dan Net NPL masing-masing berada di level sehat, yakni 1,5% dan 0,7%. 

Selain itu, pendapatan operasional Allo Bank meningkat 41% yoy menjadi Rp407 miliar pada 2Q25, ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 35% yoy menjadi Rp358 miliar dan pendapatan berbasis biaya (fee-based income) yang melonjak 78% yoy menjadi Rp82 miliar.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 27% yoy menjadi Rp5,817 triliun, mencerminkan peningkatan kepercayaan nasabah. Rasio kecukupan modal (CAR) Allo Bank juga tercatat sangat kuat di level 83,1%, jauh di atas ketentuan minimum regulator.

Plt. Direktur Utama Allo Bank, Ari Yanuanto Asah menyebutkan jika Allo Bank mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.

"Di tengah kondisi makro ekonomi yang penuh tantangan, kami sangat bersyukur bahwa Allo Bank mampu mencatatkan pertumbuhan secara kompetitif dan berkelanjutan dengan jumlah nasabah yang terus meningkat hingga dari 12,7 juta nasabah per akhir Juni 2025. Pertumbuhan sepanjang semester I - 2025 ini melanjutkan momentum pertumbuhan 2024 yang cukup baik dimana berdasarkan kinerja tahun 2024, Allo Bank belum lama ini menebar dividen tunai untuk pertama kalinya dalam sejarah Bank sebesar Rp233,4 miliar atau 50% dari laba bersih Bank pada tahun tersebut”, ujar Ari dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (2/8/2025).

Sebagai informasi, Allo Bank sebelumnya juga mencatat sejarah dengan membagikan dividen tunai perdana sebesar Rp233,4 miliar atau 50% dari laba bersih tahun 2024.