Usai IPO, BLOG Bukukan Laba Rp71 Miliar Naik 36,58%

PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG), emiten jasa logistik milik Djoko Susanto, mencatat lonjakan laba bersih sebesar 36,58% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada semester I/2025 menjadi Rp71,08 miliar. Kinerja positif ini sejalan dengan peningkatan pendapatan yang menembus Rp626,47 miliar atau naik 23,65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/8/2025), menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan tetap mendorong perbaikan laba meski beban pokok naik menjadi Rp499,61 miliar dari Rp412,02 miliar. Laba kotor tercatat sebesar Rp126,86 miliar, meningkat 34% secara tahunan.

Baca Juga: Ekspansi Agresif Anggarkan Rp140 Miliar, BLOG Incar Dominasi Pasar

Beban operasional meningkat menjadi Rp35,43 miliar, sementara beban keuangan melonjak menjadi Rp10,19 miliar. Namun demikian, BLOG memperoleh tambahan keuntungan dari penjualan aset tetap senilai Rp8,51 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp945 juta. Laba sebelum pajak naik menjadi Rp90,68 miliar, meski beban pajak bertambah menjadi Rp19,6 miliar.

Dari sisi neraca, total aset BLOG per akhir Juni 2025 mencapai Rp841,48 miliar, naik dari Rp716,5 miliar pada akhir 2024. Ekuitas meningkat menjadi Rp408,99 miliar dan liabilitas melonjak menjadi Rp432,49 miliar.

Baca Juga: Investor Diimbau Waspada! Saham BLOG dan NRCA Masuk Pantauan Bursa

BLOG resmi melantai di BEI pada 10 Juli 2025. Dalam debutnya, saham BLOG langsung menyentuh batas auto reject atas (ARA) setelah naik 24,8% menjadi Rp312 dari harga penawaran Rp250 per saham. IPO tersebut melepas 563,2 juta saham dan menghimpun dana sebesar Rp140,8 miliar.

Direktur Utama BLOG, Maickel Tilon, menyatakan dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat sistem logistik terintegrasi, termasuk pengembangan cold chain logistics. Sekitar 67% dana dialokasikan ke anak usaha PT Simpan Sini Aja (SSA) untuk membangun gudang berpendingin di Tangerang, Pontianak, dan Makassar, sedangkan 33% lainnya untuk penambahan armada logistik ringan.