Industri Kendaraan Listrik Bisa Ciptakan 150 Ribu Lapangan Kerja

Adanya transisi menuju kendaraan listrik dipandang bukan hanya langkah menuju emisi nol, tetapi juga penggerak terbentuknya lapangan kerja hijau dan rantai pasok industri nasional. 

Dengan ekosistem kendaraan listrik dinilai mampu menciptakan kemandirian ekonomi melalui peningkatan kapasitas produksi dan adopsi teknologi dalam negeri.

Hal ini disampaikan oleh R. Hanggoro Ananta dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) dalam sesi IISF 2025 di Jakarta. Ia menegaskan bahwa keberhasilan transisi kendaraan listrik akan menciptakan efek berganda bagi industri nasional.

“Transisi kendaraan listrik bukan hanya langkah menuju nol emisi, tetapi jalan menuju ekonomi hijau yang memperkuat kemandirian bangsa dan membuka lapangan kerja berkualitas,” ujar Hanggoro, Senin (13/10/2023).

Baca Juga: Hilirisasi Kendaraan Listrik Disebut Dorong Nilai Tambah Ekonomi Nasional

Menurutnya, rantai pasok domestik menjadi elemen kunci agar manfaat ekonomi dapat dirasakan secara luas.

“Untuk mencapainya, kita perlu memperkuat rantai pasok lokal, mengembangkan riset teknologi baterai, dan mengintegrasikan energi terbarukan agar industri ini tumbuh dari inovasi dalam negeri, bukan dari ketergantungan pada impor,” jelasnya.

Baca Juga: Infrastruktur Pengisian Daya Kendaraan Listrik Terus Tumbuh

Saat ini, AISMOLI menaungi lebih dari 57 perusahaan aktif yang mencakup manufaktur, komponen, hingga konversi sepeda motor listrik. 

Dengan perkembangan tersebut, industri motor listrik nasional diproyeksikan menciptakan lebih dari 150 ribu teknisi dan tenaga kerja baru pada 2030.

Seiring peningkatan kapasitas produksi dan adopsi kendaraan listrik nasional, sektor ini diyakini akan memperkuat daya saing industri sekaligus memperluas lapangan kerja hijau di Indonesia.