Indonesia-Australia Negara Pertama Implementasikan Kemitraan Maritim EAS

Indonesia dan Australia akan menjadi negara pertama yang mengimplementasikan kemitraan maritim dalam kerangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS) yang telah disepakati di KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, 2015.

"Atas dasar konsistensi kita untuk mengimplementasikan kerja sama maritim EAS, Indonesia dan Australia akan mengadakan pertemuan tentang keamanan maritim di Jakarta November tahun ini," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai KTT EAS Ke-11 di National Convention Center (NCC) di Vientiane, Laos, Kamis (8/9/2016).

KTT EAS di Vientiane dihadiri sembilan negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Brunei, Filipina), Australia, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan Tiongkok.

Menlu menjelaskan implementasi dalam bentuk peningkatan kemanan di kawasan Asia Timur yang diangkat Indonesia-Australia, antara lain kejahatan transnasional, pemberantasan penangkapan ikan ilegal, dan perdagangan manusia, terutama perempuan dan anak-anak.

Terlebih lagi, Indonesia merupakan ketua Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA) 2015-2017 yang sebelumnya dipegang oleh Australia.

"Baik dalam konteks EAS maupun IORA Indonesia dan Australia sama-sama aktif dan saling mendukung," kata Menlu Retno.

Masih dalam konteks EAS, Presiden Jokowi juga menyerukan pentingnya kawasan yang tangguh dengan saling menahan diri dari tindakan provokatif dan penghormatan pada hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.

Pembicaraan mengenai kerja sama maritim juga dibahas secara khusus oleh Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malcolm Turnbull dalam pertemuan bilateral Indonesia-Australia di Vila ASEAM Vientiane, Kamis pagi.

Dalam pembicaraan tentang kemaritiman tersebut, kedua pemimpin negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama dari sisi keamanan dan kemakmuran kawasan. (Ant)