Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lippo Karawaci Kantongi Laba Bersih Rp. 882 Miliar

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan pertumbuhan laba bersih tahun 2016 sebesar Rp. 882 miliar. Jumlah tersebut naik 65% dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar Rp. 535,4 miliar. Total pendapatan 2016 sebesar Rp 10,5 triliun juga menunjang raihan laba bersih tersebut. Angka raihan pendapatan tersebut meningkat 18% dibandingkan dengan total pendapatan 2015 Rp 8,9 triliun. Sementara laba kotor juga meningkat 10% menjadi Rp 4,5 triliun.

Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya, menyatakan, tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan. Pelemahan makroekonomi global yang terutama disebabkan oleh faktor Brexit serta hasil pemilihan presiden AS yang tak terduga, telah berdampak negatif pada perekonomian Indonesia.
"Sektor properti Indonesia di tahun 2016 meneruskan tren perlambatannya sejak tahun 2015. Namun demikian, recurring revenue yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan divisi Healthcare sebesar 25% telah membantu untuk mengurangi pelemahan ini," kata Ketut di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut, Ketut menyatakan, pendapatan properti tumbuh sebesar 11% menjadi Rp 3,8 triliun, dan memberikan kontribusi sebesar 36% terhadap total pendapatan. "Penyelesaian penjualan aset Lippo Mall Kuta ke LMIRT di Desember 2016 mengangkat pendapatan properti perusahaan sebesar Rp 762 miliar," jelasnya.

Untuk pendapatan dari Divisi Urban Development sedikit menurun sebesar 4% menjadi Rp 2,5 triliun. Kemudian, pendapatan dari Divisi Large Scale Integrated meningkat tajam sebesar 62% menjadi Rp 1,25 triliun pada tahun 2016."Hal ini, terutama disebabkan oleh peningkatan pengakuan pendapatan dari proyek-proyek seperti Trivium di Lippo Cikarang, Holland Village, Millenium Village dan Orange County," papar Ketut.

Untuk pendapatan berulang (recurring revenue) memainkan peran penting dalam menyeimbangkan pelemahan siklus bisnis properti. "Pendapatan recurring perseroan, tumbuh stabil sebesar 23% menjadi Rp 6,75 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 64% terhadap total pendapatan," jelasnya.
Selain itu LPKR juga mencatat pendapatan dari Divisi Healthcare mengalami pertumbuhan sebesar 25%? menjadi Rp 5,17 triliun. Siloam mengelola 23 rumah sakit pada akhir 2016, dengan penerimaan pasien rawat inap tumbuh sebesar 18% dan kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 20%.
"Rumah sakit milik perseroan memberikan laba bersih tahun ini sebesar Rp 86 miliar, atau naik 22 persen," kata Ketut.

Sementara itu, pendapatan Divisi Komersial LPKR meningkat sebesar 21% menjadi Rp 732 miliar terutama ditopang oleh peningkatan tajam dari pendapatan mal sebesar 47% menjadi Rp 353 miliar."Raihan tersebut, ditopang oleh pendapatan Lippo Mall Puri yang meningkat sebesar 95 persen menjadi Rp 187 miliar pada 2016. Sedangkan pendapatan Hotel, tetap stabil sebesar Rp 379 miliar," kata Ketut.

Bisnis Asset Management yang terdiri dari town management dan portofolio & properti management, juga mengalami pertumbuhan sebesar 13% menjadi Rp 853 miliar pada 2016, yang merupakan hasil dari semakin membesarnya total kelolaan aset dibawah portofolio REITS.

Ketut juga menunjukkan adanya penguatan neraca perusahaan melalui pasar obligasi global dengan suksesnya transaksi pembiayaan kembali obligasi perusahaan yang jatuh tempo pada 2019 dan 2020 masing-masing sebesar US$ 250 juta dan US$ 403 juta, dengan menerbitkan obligasi sebesar US$ 260 juta jatuh tempo pada 2022 dan obligasi sebesar US$ 425 juta jatuh tempo pada 2026 dengan kupon masing masing sebesar 7 persen dan 6,75%.

"Penempatan saham Siloam sebesar 9 persen ke CVC Capital Partners, memberikan dana tambahan untuk pembiayaan ekspansi proyek-proyek rumah sakit," kata Ketut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: