Survei BI: Tekanan Harga Meningkat Mulai Pertengahan Tahun

Survei terhadap konsumen yang dilakukan Bank Indonesia menyebutkan tekanan kenaikan harga diperkirakan mulai meningkat pada Juni 2017 mendatang. Hal ini terlihat dari indeks ekspektasi harga tiga bulan mendatang yang naik dari 140,4 menjadi 149,7.

Tekanan kenaikan harga terutama terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok bahan makanan, serta kelompok sandang.

"Peningkatan tekanan harga ditengarai seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat selama puasa ramadhan dan hari raya idul fitri," demikian bunyi kutipan dari resume survei yang dirilis bank sentral sebagaimana dikutip di Jakarta, Jumat (12/5/2017).

Survei yang dilaksanakan terhadap sekitar 700 pengecer sebagai responden dengan metode stratified random sampling di 10 kota itu dilakukan setiap bulan sejak September 1999. Beberapa kota yang disurvei antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Purwokerto, Makassar, Banjarmasin, Manado, dan Denpasar.

Sementara itu, tekanan kenaikan harga diperkirakan melambat enam bulan mendatang atau hingga September 2017. Hal ini terlihat dari penurunan indeks ekspektasi harga dari 131,3 menjadi 130,3.

Sebelumnya Hasil Survei Penjualan Eceran pada Maret 2017 mengindikasikan kenaikan pertumbuhan penjualan eceran. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2017 yang tumbuh 4,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 3,7% (yoy) pada Februari 2017. Peningkatan penjualan eceran terutama didorong oleh kenaikan penjualan eceran kelompok makanan yang tumbuh sebesar 7,1% (yoy), lebih tinggi dari 5,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, penjualan eceran pada kelompok nonmakanan tumbuh 0,3% (yoy), lebih rendah dari 1,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Secara regional, peningkatan penjualan eceran terjadi di hampir seluruh kota yang disurvei dengan peningkatan pertumbuhan tahunan tertinggi di kota Manado.