OJK: Perlu Sinergi dalam Tingkatkan Literasi Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung peluncuran Gerakan Indonesia Cerdas Finansial (GICF) yang dipelopori oleh LSM Syamsi Dhuha Foundation (SDF) melalui unit usahanya Financial Wisdom di Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Agus Sugiarto menyampaikan bahwa dalam upaya peningkatan literasi keuangan, perlu melibatkan peran lembaga jasa keuangan yang bersinergi dengan sejumlah lembaga sosial dan organisasi non pemerintah.

"Saya merasakan tugas kami sangat berat. Ada 250 juta penduduk dan semuanya harus diliterasi. Dari hasil survei OJK tahun 2016, ternyata hanya 29 orang per 100 penduduk yang kita sebut melek keuangan. Yang 70 itu gak melek. Untuk itu, kami sebagai regulator merasa perlu bersinergi dengan semua pihak yang ada di Indonesia. Kami tidak mungkin melakukan gerakan literasi maupun edukasi bersifat top down,? kata Agus.

Agus menambahkan bahwa untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif yang menargetkan 75% populasi dewasa dapat mengakses layanan keuangan formal pada 2019.

Sementara itu, Pendiri SDF dan Financial Wisdom Eko P. Pratomo mengungkapkan bahwa GICF merupakan kampanye publik untuk membangun kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia tentang pentingnya literasi keuangan.

?Jika masyarakat Indonesia miliki kecakapan dalam kelola keuangannya, diharapkan berdampak pada kesejahteraan hidup,? ucap Eko. GICF juga, kata dia, bertujuan mendorong literasi keuangan Indonesia menjadi 36% dan inklusi keuangan Indonesia menjadi 75% pada tahun 2019 sejalan dengan misi OJK.