Rugi US$56,70 Juta, Dirut Kratau Steel: Itu Sudah Membaik

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus menunjukkan tren ke arah yang positif. Hal ini terlihat dari membaiknya kinerja perseroan, dari yang sebelumnya pada semester 1-2016 mengalami kerugian bersih US$87,55 juta menjadi rugi bersih US$56,70 juta pada periode yang sama tahun ini.

Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan bahwa meskipun terjadi penurunan volume penjualan produk baja menjadi 841.101 ton akibat adanya overhaul pabrik HSM dan Liburan Idul Fitri, perseroan tetap membukukan laba operasi sebesar US$4,45 juta.

"Pasar baja secara berangsur mengalami kenaikan, harga baja lembaran panas (HRC) meningkat dari harga US$520/ton pada Januari 2017 hingga US$629/ton pada akhir Juni 2017," ujar pria yang biasa disapa Mas Wig di Cilegon, Kamis (31/8/2017).

Lanjutnya, hal yang sama juga terjadi dengan entitas anak perusahaan. Dirinya pun cukup optimis sampai dengan akhir 2017 ini kinerja perusahaan baja tersebut akan berangsur membaik.

"Begitu halnya dengan entitas anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang beberapa mengalami perbaikan, beban keuangan dan selisih rugi kurs yang turun. Kami meyaklni di akhir tahun 2017 kinerja perusahaan diharapakan akan lebih baik lagi," ujar Mas Wig.

Mas Wig menambahkan EBITDA margin mengalami kenaikan signiflkan menjadi 12,89 persen pada semester I-2017 dari 12,57 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Dari sisi market share penjualan baja perseroan, KRAS masih menguasai market share baja domestik Indonesia untuk produk HRC dan CRC," lanjut Mas Wig.

Berdasarkan data perseroan per akhir tahun 2016, market share untuk produk HRC sebesar 44% dan CRC sebesar 28%.