Ditanya Soal Blokir Twitter di China, Pejabat AS: Presiden Trump Bisa Tweet Kapanpun, Dimanapun

Donald Trump telah 'membungkam hidungnya' pada sebuah rezim yang dengan tegas menyensor akses media sosial, saat dirinya mendarat di Beijing pada tur terbarunya ke Asia timur selama 12 hari yang dilakukan dengan latar belakang ketegangan yang bergemuruh di Semenanjung Korea.

Cina tahun lalu dicap sebagai pelaku kebebasan internet terburuk di dunia. Alat komunikasi favorit Trump, Twitter, diblokir di seluruh daratan bersama dengan media sosial barat lainnya termasuk Facebook, YouTube dan Instagram.

Ketika ditanya oleh wartawan di kapal Air Force One, apakah ini berarti presiden AS tidak akan mencitrakan 42 juta pengikutnya selama dua malam di China, pejabat senior Gedung Putih menentang.

"Tidak. Presiden akan men-tweet apapun yang dia mau. Itulah caranya berkomunikasi langsung dengan orang Amerika. Kenapa tidak?," ujar pejabat tersebut seperti dikutip sebuah laporan gabungan, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Kamis (9/11/2017).

"Saya yakin kita memiliki perlengkapan di atas pesawat ini untuk mewujudkannya. Tapi perlu dicatat bahwa tidak satu pun platform barat utama untuk media sosial bahkan diizinkan beroperasi di China," ungkapnya.

Meskipun ada protes tersebut, para pengamat mengatakan Beijing bertekad untuk menawarkan Trump sebuah fitnah bagi seorang kaisar dalam upaya untuk menjaga kepala komandan komando AS yang girang.

Trump mendarat di Beijing yang tengah berawan pada pukul 2.49 waktu setempat (1849 GMT) dan dibawa menuju ke barat menuju Kota Terlarang abad ke-15 sebagai tur pribadi dengan tuan rumah China, Xi Jinping, yang baru-baru ini dinobatkan sebagai pemimpin negaranya yang paling kuat sejak Mao .