OJK: Masih Banyak PR untuk Tingkatkan Literasi Keuangan di Sumut

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang aktif dari tahun 2013 yang lalu, hingga saat ini masih banyak yang harus ditingkatkan dan dibenahi, terutama soal meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumut. Hal ini dikatakan Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) OJK KR 5 Sumbagut Mulyanto Kamis (30/11/2017).

"Kemarin kita telah lakukan survei persepsi stakeholders terhadap OJK 2017 yang diikuti sejumlah responden dari kalangan pemerintahan, perbankan, asuransi, organisasi, akademisi, dan media," katanya.

Dikatakannya, kegiatan survei tersebut digelar dalam rangka Hari Jadi ke-6 OJK. "Kita sudah enam tahun dan tentu saja sudah banyak yang kita kerjakan. Kita ingin menilai sebenarnya dari pandangan stakeholder?(red-pemangku kepentingan) seberapa puas terhadap kinerja kita," ujarnya.

Selain itu, OJK juga ingin menjaring masukan maupun koreksi dari pemangku kepentingan demi perbaikan dan peningkatan kinerja OJK. "Dalam hal ini, pihak kami akan berupaya memberikan layanan semaksimal mungkin agar semua lapisan masyarakat mengetahui tugas dan fungsi OJK berdiri," ujarnya.

Dikatakannya, untuk program laku pandai saja masih banyak yang belum terselesaikan. "Di Sumbagut, kita mempunyai program 1 desa 1 agen. Ini tujuannya agar masyarakat yang dipelosok tidak perlu jauh-jauh dalam melakukan transaksi keuangan. Tapi sampai saat ini, pengerjaannya belumlah maksimal sehingga ke depannya kita berharap segera terlaksana dengan baik," katanya.

Begitu juga dengan pemahaman terkait literasi keuangan. Selama ini, kata dia, masyakarat menengah ke bawah belum banyak mengetahui bagaimana berinteraksi terhadap OJK guna menyelesaikan persoalan menyangkut keuangan.

"Untuk itulah, kita lakukan survei itu, bersama-sama kita bahas dengan tujuan masyarakat hingga ke pelosok mengetahui peranan dan fungsi kita dengan banyak banyak melakukan edukasi tiap kalangan," pungkasnya.