Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Prancis: AS, Israel, Arab Saudi Dapat Bawa Iran Menuju Peperangan

Presiden Prancis: AS, Israel, Arab Saudi Dapat Bawa Iran Menuju Peperangan Kredit Foto: Reuters/Yoan Valat/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Prancis Emmanuel Macron menuduh A.S., Israel dan Arab Saudi menghasut sebuah perang sebagai musuh bersama mereka, Iran, yang tengah diguncang oleh satu Minggu aksi demonstrasi.

Macron pada hari Rabu bergabung dengan beberapa pemimpin dunia lainnya untuk mempertimbangkan aksi demonstrasi yang dimulai sebagai demonstrasi melawan langkah-langkah penghematan di bawah Presiden Iran Hassan Rouhani dan kemudian menumpahkan ke dalam bentrokan yang terisolasi dan mematikan antara warga sipil dan pasukan keamanan.

Pemimpin Prancis tersebut menyerukan agar berdialog dengan Teheran dan mengkritik tiga rekan internasionalnya karena menerapkan kebijakan yang cenderung represif terhadap sebuah negara yang oleh tiga negara tersebut terus berusaha diisolasi dan dirusak dalam beberapa tahun terakhir.

"Jalur resmi yang dikejar oleh Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi, yang merupakan sekutu kami dalam banyak hal, hampir satu yang akan membawa kita pada perang," ungkap Macron kepada awak media, menurut Reuters.

Itu adalah "strategi yang disengaja untuk beberapa orang," tambahnya, sebagaimana dikutip Newsweek, Jumat (5/1/2018).

Sejak menjabat hampir setahun yang lalu, Presiden Donald Trump telah memimpin A.S. pada jalur yang semakin konfrontatif dengan Iran dan telah membalikkan tindakan historis oleh pendahulunya yang dirancang untuk meredakan permusuhan lama antara kedua negara. Trump mendeklarasikan untuk menghapus kesepakatan nuklir Iran yang diprakarsai oleh Presiden Barack Obama pada 2015 lalu, dimana Prancis juga merupakan penandatangan dan pendukung yang penuh semangat terhadap kesepekatan tersebut, dan telah memasukkan Iran dalam daftar larangan bepergian dan meningkatkan sanksi kepada rezim tersebut yang dituding mendukung aksi terorisme di Timur Tengah.

Pendekatan agresif Trump terhadap Iran telah disambut oleh Israel, yang sangat menentang kesepakatan nuklir yang dicapai di bawah Obama. Iran telah lama mendukung kelompok militan Lebanon dan Palestina yang menentang Israel dan, karena pasukan yang didukung oleh Iran mengatasi pemberontak dan jihad yang berjuang untuk menguasai Suriah, Israel telah memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir kehadiran Iran di negara tetangga yang dilanda perang tersebut.

"Rezim ini berusaha mati-matian untuk menabur kebencian di antara kita. Tapi mereka tidak akan berhasil. Dan ketika rezim ini akhirnya jatuh, dan suatu hari nanti, orang-orang Iran dan Israel akan menjadi teman baik sekali lagi," tutur Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin, menurut jaringan Israel Arutz Sheva.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: