Seorang anggota parlemen reformis Iran mengatakan pada hari Selasa bahwa sekitar 3.700 orang telah ditangkap oleh pihak berwenang selama rangkaian hari-hari protes dan kerusuhan yang menggoncang Iran dalam dua minggu terakhir, dan mengindikasikan jumlah yang jauh lebih tinggi daripada yang sebelumnya dinyatakan oleh pemerintah.
Protes tersebut, yang menimbulkan kemarahan atas tingkat pengangguran dan tindak korupsi yang tinggi, adalah yang terbesar yang terlihat di Iran sejak pemilihan presiden 2009 yang disengketakan, dan beberapa demonstran menyerukan penggulingan pemerintah tersebut. Sedikitnya 21 orang tewas dalam kerusuhan seputar demonstrasi tersebut.
Situs berita resmi parlemen Iran, icana.ir, mengutip Mahmoud Sadeghi dari Teheran yang mengatakan bahwa perbedeaan pasukan keamanan dan intelijen dalam menahan para pemrotes menyulitkan untuk mengetahui jumlah pastinya. Dia tidak menjelaskan, juga tidak mengatakan di mana dia mendapatkan informasi tersebut.
Menteri Dalam Negeri Abdolreza Rahmani Fazli telah mengatakan bahwa sekitar 42.000 orang paling banyak mengambil bagian dalam demonstrasi minggu ini. Tokoh Sadeghi yang ditangkap karena menyerahkan diri pada hari Selasa akan berarti lebih dari 10 persen dari para demonstran telah ditangkap.
Pihak berwenang Iran mengatakan bahwa aksi demonstrasi tersebut berhasil dipadamkan. Dalam beberapa hari ini, para pendukung pemerintah telah mengadakan beberapa demonstrasi massal di seluruh negeri untuk memprotes kerusuhan tersebut, sebagaimana dikutip dari Fox News, Selasa (9/1/2018).
Amerika Serikat dan Israel telah menyatakan dukungannya terakit dengan aksi demonstrasi tersebut, yang dimulai pada (28/12/2017) di kota terbesar kedua di Iran, Masyhad, namun menolak tuduhan pemerintah Iran bahwa mereka telah membuat mereka khawatir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo